Kamis, 14 Agustus 2008

SEMUA BERBAU MINYAK, MINYAK DAN MINYAK…..

Apasih yang tidak berbau minyak dalam hidup kita, pakaian yang kita gunakan pasti berbau minyak, makanan yang kita makan juga berbau minyak, kursi yang kita duduki juga berbau minyak, minuman yang kita minum pun juga jangan-jangan berbau minyak. Bahkan hampir semua yang kita temui dalam keseharian saudara dan saya pasti berbau minyak.

Tidak percaya...???!, coba anda buktikan.

Tanpa kita sadari, ”minyak” dalam hal ini adalah minyak bumi yang telah di proses menjadi BBM telah menjadi sumber energi utama dalam kehidupan manusia. Berbagai bentuk aktifitas manusia seakan selalu bergantung dengan yang namannya minyak, untuk memutar roda kehidupannya. Coba anda bayangkan seandainya pasokan minyak di seluruh dunia ini dihentikan, atau tidak usah teralu rumit lah kita berfikir tentang minyak dunia. Bayangkan saja apabila pasokan BBM di kota anda tiba-tiba mengalami keterlambatan pengiriman, misal sampai beberapa hari saja. Pasti seluruh kota akan kacau balau, dan semua saling menyalahkan.

Saya masih ingat ketika beberapa bulan yang lalu pasokan BBM khususnya untuk Sulawesi Utara mengalami keterlambatan. Dikarenakan kapal tanker yang memuat BBM dari Balikpapan, terlambat bersandar di depot Pertamina Bitung gara-gara cuaca buruk. Hampir di sejumlah SPBU kehabisan stok BBM, sedangkan antrian panjang kendaraan untuk mendapatkan bahan bakar di beberapa SPBU hingga mencapai beberapa kilo meter. Banyak mobil atau motor karena kehabisan BBM, mogok di jalan. Supir angkota dan kendaraan umum tidak bisa berjalan dan mereka tidak punya pemasukan. Isu-isu mengenai BBM akan naik lagi pun mulai merebak. Lagi-lagi pemerintah yang jadi sasaran.

Kenaikan Harga BBM, sebuah momok yang sangat menakutkan.

Belum lama ini, sekita akhir bulan Mei 2008, lagi-lagi pemerintah menaikan lagi harga BBM. Anda mungkin salah satu orang yang tidak setuju tentunya dengan kebijakan tersebut. Dengan alasan harga minyak dunia sudah melambung tinggi, dan APBN sudah tidak mampu lagi mensubsidi untuk menekan harga minyak di pasar lokal, maka negara lewat Presiden SBY terpaksa mengeluarkan kebijakan tersebut. Anda lihat dampak yang terjadi bukan...? demo dimana-mana, harga-harga kebutuhan pokok juga ikut melambung tinggi, kehidupan pun akan semakin lebih susah.

Bahkan kalau tidak salah, salah satu pemicu kerusuhan Mei 1998 dan lengsernya Alm Soeharto dari tahtanya adalah kebijakkannya dalam menaikkan harga BBM. Dari konteks minyak ini pun saya dapat memberanikan diri mengatakan bahwa, siapapun pemimpinnya, siapapun Presiden yang terpilih pada pemilu tahun 2009, tak akan ada yang bisa menghindari dari polemik kebutuhan BBM untuk rakyat. Tak ada yang bisa menjamin harga BBM akan tetap stabil, jika nanti apabila ada salah satu kandidat presiden yang berjanji untuk tetap bisa menstabilkan harga BBM, saya yakin dan percaya dia adalah orang gila dan kurang waras dalam memperhitungkan konsekwensi-konsekwensi ambisinya. Sebab, mau tidak mau harga minyak akan terus naik dan naik, karena minyak yang kita konsumsi sehari-hari bukan berasal dari sesuatu yang dapat diperbaharui, dan kita tentunya sudah tahu semua bahwa minyak bumi berasal dari sisa-sisa pembusukan fosil hewan-hewan purba yang umurnya sudah berjuta-juta tahun terpendam dalam perut bumi. Jadi sangat tidak mungkin, kalau minyak bumi ini akan terus tetap ada di muka bumi ini, sebab proses untuk menjadi minyak mentah membutuhkan waktu yang sangat lama.

Sedangkan eksploitasi terus menerus dilakukan, demi memenuhi kebutuhan minyak yang terus meningkat. Bila dahulu beberapa puluh tahun yang lalu, mungkin ketergantungan terhadap minyak tidak begitu terasa. Karena jumlah kendaraan tidak sebanyak sekarang, industri tidak sepesat sekarang, dan energi alam lain seperti kayu bakar masih gampang dicari. Tetapi sekarang, coba lihat jalanan di sekitar tempat anda tinggal. Baik di kota maupun di desa, tingkat kepemilikan kendaraan semakin lebih tinggi, jalanan pun semakin lebih penuh dan ramai. Itu dikarenakan hampir di setiap rumah atau keluarga sekarang, rata-rata memiliki kendaraan bermotor, bahkan ada yang memiliki lebih dari satu. Disisi lain, produsen kendaraan pun semakin memberikan sistem kemudahan-kemudahan supaya masyarakat dapat lebih mudah lagi memiliki kendaraan bermotor, dengan cara pemberian kridit dengan bunga ringan. Rata-rata setiap hari kendaraan bermotor dapat mengkonsumsi BBM sekitar 2-60 liter atau bahkan lebih tergantung dari jarak tempuh pemakaian. Belum lagi dengan kendaraan-kendaraan yang sudah tidak normal sistem pembakarannya, akan semakin lebih boros lagi konsumsinya.

Disisi lain, bidang industri baik industri kecil maupun industri besar juga bergantung dengan energi minyak untuk menjalankan roda industrinya. Hampir semua mesin-mesin industri pasti menggunakan BBM minyak, industri makanan pun menggunakan enegi minyak (minyak tanah), semuanya mennggunakan minyak.

Itulah sebabnya, dalam paragraf pertama saya katakan bahwa semua berbau ”minyak”, dari pakaian, perabot yang kita gunakan, makanan bahkan juga minuman. Semua berbau minyak. Pakaian yang kita pakai, tidak tiba-tiba langsung kita beli dari pabrik, tetapi sudah menggunakan alat angkut dari pabrik menuju distributor di toko-toko atau di pasar-pasar menggunakan kendaraan (truk), begitu juga makanan, baik beras, sayur mayur, buah-buahan, air mineral dan sebagainya, semuanya menggunakan kendaraan yang mengkonsumsi BBM minyak untuk sampai ditempat kita. Sehingga semua berbau minyak.

Bagaimana supaya tidak berbau minyak....?

Dengan semakin berkurangnya kandungan minyak diperut bumi, dan melambungnya harga minyak dunia, serta semakin langkanya pasokan minyak tentunya harus dipikirkan alternatif-alternatif lain untuk menggantikan energi minyak bumi, yang telah populer kita gunakan selama ini. Saat ini, sebenarnya telah ditemukan dan sedang dikembangkan energi-energi alternatif lain sebagai pengganti dari minyak bumi, salah satunya adalah dengan biofuel atau biodiesel. Yaitu energi bahan bakar yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan seperti biji jarak pagar yang dikembangkan menjadi bio disel, dan ubi atau sorgum yang dikembangkan menjadi etanol sebagai biofuel. Juga pemanfaatan energi matahari, sebagai solar sell untuk kendaraan, meskipun tidak seefesien BBM dari minyak bumi.

Produsen kendaraan pun juga sudah memunculkan inovasi-inovasi baru untuk mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi, salah satunya dengan membuat mobil hibrida, yaitu mobil yang menggunakan perpaduan dua tenaga yang berbeda untuk menjalankannya. Yaitu dengan motor listrik yang dipasok energinya dari batray, yang dapat menchast secara otomatis atau manual, dan mesin bensin. Dalam kondisi jalan normal, motor listrik menggerakkan mobil, tetapi ketika jalan menanjak naik,mesin bensin secara otomatis akan hidup dan menopang gerak mobil. Sedangkan apabila jalan menurun, mobil akan menchast secara otomatis batray untuk motor listirknya.

Bentuk-bentuk energi lain yang dikembangkan oleh produsen mobil antara lain mobil dengan bahan bakar hidrogen, mobil listrik, mobil dengan bahan bakar methana, mobil dengan bahan bakar bio energi dan lain-lain. Tetapi untuk saat ini mobil-mobil tersebut masih terbatas jumlahnya, dan masih banyak mengalami kendala. Salah satunya adalah untuk mobil tenaga listrik, tenaga dan jarak tempuhnya tidak sehandal mobil berbahan bakan minyak, dan masih banyak kelemahan-kelemahan lain. Untuk mobil tenaga hidrogen dan biogas dari methana, stasiun pengisian bahan bakarnya masih sangat terbatas, di Indonesia pun mungkin belum ada, dan baru ada dinegara-negara produsen mobil-mobil tersebut. Untuk energi biofuel dan biodiessel sebenarnya semua mobil bensin dan solar dapat dimodifikasi untuk penggunaan energi ini, tetapi jumlah produksi untuk bahan bakar jenis ini masih sangat terbatas.

Baru-baru ini, untuk menekan jumlah pemakaian BBM, seorang guru SMA di Kota Palu Sulawesi Tengah juga berinovasi dengan memodifikasi motornya supaya dapat berjalan menggunakan bahan bakar air dan bensin, dengan perbandingan 4:1 (empat liter air dan satu liter bensin), dan terbukti dapat berjalan, tetapi pemerintah belum mematenkan penemuannya ini. Seorang penemu lain dari Kota Nganjuk juga menemukkan bahwa air dapat digunakan sebagai pengganti bensin dan solar yang diberinama ”banyugeni”, tetapi penemuannya ini masih mengundang kontroversi dari berbagai pihak.

Seharusnya pemerintah dan masyarakat harus terus mendorong mengenai penemuan-penemuan dan pengembangan pemanfaatan energi lain sebagai upaya mengganti BBM minyak bumi, untuk keberlanjutan dimasa yang akan datang.

Langkah terbaik yang dapat kita lakukan sekarang untuk menekan jumlah pengeluaran akibat penggunaan BBM adalah dengan cara berhemat energi. Ada berbagai banyak cara dilakukan untuk menekan konsumsi BBM di kendaraan kita. Salah satunya adalah dengan merawatnya dengan benar kondisi kendaraan yang kita pakai sehari-hari, selalu melakukan service secara berkala, mengendarai kendaraan dengan santun dan sopan di jalan raya, berkendara sesuai dengan rencana tujuan yang kita tuju, tidak usah selalu menggunakan gas besar untuk memacu kendaraan, bila memungkinkan dapat dicapai dengan jalan kaki, kenapa harus pake mobil.

Harapan saya, semoga secepatnya ada energi alternatif lain yang dapat digunakan secara masal dengan harga murah dan terjangkau, atau bahkan gratis diperoleh dan diproduksi oleh masyarakat sendiri sebagai pengganti BBM dari minyak bumi. Supaya saya dan saudara tidak berbau minyak lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...