Minggu, 24 Agustus 2008
Pantai Malalayang, Tempat Wisata Rakyat Murah Meriah Di Manado
Siang itu, meski cuaca sangat terik menyengat kulitku, ku coba untuk menghilangkan kepenatan dari rutinitas sehari-hari di tempat kerja. Setelah ku stater motor buntutku, tanpa ada teman yang menemani, langsung ku tancap gas menuju pantai Malalayang. Jaraknya pun tidak terlalu jauh dari tempatku tinggal di Manado, hanya sekitar 4 Km. Tetapi salama ini meskipun sudah satu tahun lebih tinggal disini, baru kali ini aku menyempatkan diri untuk singgah melihat suasana pantai pusat rekreasi rakyat Manado, yang sebenarnya sering aku lewati begitu saja. Setelah mampir disalah satu warung pinggir pantai, sambil pesan pisang goreng dan satu botol cocacola, kulepaskan pandanganku di sekeliling pantai, dengan pikiran sedikit terheran-heran.
Sebab, sebenarnya buat saya pribadi, tidak ada yang menarik dari kondisi pantai ini dijadikan sebagai tempat wisata rakyat. Sebab, dilihat dari struktur pantai, kondisinya tidak seperti pantai-pantai yang sering aku kunjungi di daerah Jawa yang mempunyai pasir putih yang gemilau, dengan ombak laut yang bisa diajak bercanda ria, serta fasilitas wisata yang memadai. Tetapi untuk pantai Malalayang ini, kondisi struktur pantainya dipenuhi dengan batu-batu hitam, seperti batu kali (sungai) yang keras yang terdapat disepanjang pantai. Kondisi ombaknya pun relative tenang, sehingga susah untuk diajak bercanda. Dan jangan harap menemukan hamparan pasir yang bisa dipakai untuk bermain membuat istana pasir atau volley pantai. Anehnya, setiap hari libur atau hari-hari biasa di sore hari, sepanjang pantai Malalayang ini dipenuhi oleh masyarakat Manado dan sekitarnya sebagai tempat rekreasi keluarga.
Meskipun pesisir pantai dipenuhi dengan batu-batu tajam dan keras, tetapi nampaknya masyarakat Manado dan sekitarnya tidak menghiraukan hal itu. Sebab, disinilah satu-satunya tempat wisata rakyat yang murah meriah, dan aksesnya dekat untuk ditempuh. Sehingga mereka nampak antusias berekreasi bersama keluarga di pantai berbatu tersebut.
Sebagai fasilitas pendukungnya, di sepanjang pinggir pantai, dipenuhi oleh para pedagang pisang goreng, dan jenis makanan lainya. Sehingga, setelah mandi air laut paling sedap katanya langsung makan pisang goreng panas-panas lengkap dengan dabu-dabunya. Di sekitar situ juga terdapat fasilitas penyewaan ban pelampung dan sepeda air (bebek-bebekan), yang selalu ramai bahkan antri untuk dipakai oleh pengunjung.
Nampaknya fasilitas public seperti inilah yang seharusnya dikembangkan oleh pemerintah daerah, sebagai tempat wisata rakyat yang perlu dikelola secara professional. Sebab, selama di Manado masih sangat sedikit ditemukan fasilitas public yang nyaman dan murah yang dapat digunakan untuk tempat bersantai dan rekreasi keluarga. Kebanyakan rata-rata masyarakat kota Manado dan sekitarnya, lebih memilih pergi ke mall-mall untuk sekedar cuci mata atau memuaskan hasrat belanja, yang menjadi kegemaran masyarakat Manado pada umumnya, sebagai sarana refresing. Tentunya, jika wisata alam seperti Pantai Malalayang dapat dikelola dengan bagus, hal itu dapat memberi alternatif yang lebih baik untuk pengembangan kota selanjutnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Blognya Menarik. akan saya tunggu updates berikutnya.
BalasHapusSalam kenal.
Salam Blogger Indonesia, blogwalking ya... dan sukses selalu untuk Anda!
BalasHapusjabat tangan erat salam penuh damai!
Kenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang
SAYA tertarik dengan obyek wisata di sana, bagaimana kalau saya buat hotel berbintang 4 setujukah anda?
BalasHapus