Senin, 28 Februari 2011

TRIP TO GORONTALO



Setelah hampir empat tahun tinggal di Manado dan telah menjelajah hampir semua pelosok Sulawesi Utara, namun baru kali ini saya mendapat kesempatan untuk melakukan trip ke Provinsi Gorontalo. Propinsi yang dulunya masih merupakan satu bagian dari Propinsi Sulut, namun setelah pemekaran pada tahun 2000 lalu daerah ini memiliki wilayah administrasinya sendiri, dengan gubernur pertamanya adalah Fadell Mohamad yang sekarang menjabat sebagai Menteri Kelautan RI.

Kesempatan ini saya peroleh setelah kami bersama team kerja, melakukan tugas pemberdayaan masyarakat di daerah perbatasan antara Provinsi Gorontalo dan dan Provinsi Sulawesi Utara yaitu tepatnya di desa Buata Kecamatan Atinggola Kab. Gorontalo Utara. Kesempatan pertama sebenarnya telah saya lakukan pada akhir Januari lalu, namun berhubung waktu yang terlalu singkat yang mengharuskan kami harus segera kembali ke Manado, dan sampai di kota Gorontalo pada waktu itu sudah agak malam, maka saya tidak bisa menikmati pemandangan dan suasana kota secara keseluruhan. Pada kesempatan pertama itu, saya dan teman-teman hanya menyempatkan membeli Pia (makanan khas yang terkenal di Gorontalo), setelah itu langsung pulang ke Manado. Alhasil rasa tidak puas dan penasaran, mengharuskan saya harus dapat datang lagi ke daerah ini.



Pada kesempatan kedua inilah, yaitu pada pertengahan bulan Februari 2011, saya sengaja memprovokasi team kerja saya setelah selesai melakukan beberapa kegiatan memberi bantuan pelatihan kepada masyarakat di desa Buata, untuk kembali main ke kota Gorontalo. Perjalanan dari daerah perbatasan di Desa Buata menuju pusat kota Gorontalo, masih lumayan cukup jauh, yaitu masih sekitar tiga jam atau kurang lebih sekitar 100-an kilo lebih perjalanan. Kondisi jalan di beberapa tempat lumayan cukup bagus, namun dibeberapa tempat lain mengalami kerusakan dan penyempitan, apalagi dibeberapa ruas jalan yang berada di pinggir sungai sebelum masuk daerah Isimu, badan jalannya hampir habis karena tergerus oleh erosi sungai, dan ada beberapa jembatatan dan gorong-gorong yang mengalami kerusakan sehingga untuk sementara menggunakan jembatan darurat, dan mobil yang saya kendarai pun harus melaju ekstra hati-hati. Jika ditempuh dari Kota Manado menuju Gorontalo, perjalanan dapat ditempuh kurang lebih 9 (Sembilan) jam, atau sekitar 400-an Km.

Jalur trans Sulawesi yang mengambil arah ke Palu atau bahkan ke Makasar, nanti akan dipisahkan oleh sebuah perempatan di daerah Isimu. Jika kita menggambil arah ke kanan, itu akan menuju ke daerah Sulteng dan Sulsel, namun untuk arah ke Gorontalo kita harus mengambil arah ke kiri. Memasuki Limboto sebelum ke pusat kotanya, jalan-jalannya lumayan cukup lebar dan tata ruang kotanya tertata lumayan cukup bagus dan rapi. Pagar-pagar tinggi rumah di kanan-kiri jalan tertata sangat rapi dan seragam, dan lalu lalang bentor (becak motor) menambah laju keramaian kota ini.



Tampak dari kejauhan sebuah menara menjulang tinggi, bentuknya mirip seperti menara Efell di Paris Prancis. Ya inilah menara Agung Gorontalo yang merupakan salah satu iconnya dari kota Gorontalo. Menara ini terbuat dari rangka besi, dan tingginya kurang lebih 30 meter, yang terdiri dari empat lantai. Untuk mencapai puncaknya, pengunjung disediakan lift yang dapat mengangkat maksimal enam orang, dengan membayar tiket naik sebesar Rp.10.000,-/orang. Dari puncak menara, kita dapat melihat dengan jelas seluruh Kota Gorontalo, dan hamparan danau Limboto yang telah dipenuhi oleh enceng gondok dan tanaman air lainnya, sehingga hanya nampak kehijauan seperti areal persawahan. Sayang setelah sampai di puncak menara, saya melihat ada beberapa bagian dari menara ini yang kurang mendapat perawatan, terutama masalah kebersihan dan ada beberapa kaca yang telah kusam namun tidak dibersihkan. Sehingga saya tidak bisa melihat dengan jelas pemandangan yang disajikan.

Memasuki pusat kotanya, jika kita baru pertama masuk di kota ini, kita akan dibingunkan oleh banyaknya perempatan jalan. Karena kotanya cukup landai dan datar, tidak seperti kota Manado yang topografinya banyak berbukit-bukit, Kota Gorontalo terlihat tampak lebih luas dan mempunyai banyak jalan dan lorong-lorong jalan, sehingga akan membuat kita mudah kesasar salah arah jika tidak berhati-hati. Mayoritas penduduknya beragama muslim, dimana-mana terlihat bangunanan Mesjid yang megah-megah, rumah-rumah penduduknya pun nampak seperti rumah-rumah dengan gaya arsitektur seperiti di daerah perkotaan pulau jawa. Itulah sebabnya saya agak sedikit merasa seperti pulang ke kampung halaman di Jawa, cuma yang membedakan hanya disini banyak bentor yang berlalulang. Sedangkan di jawa tidak ada bentor, yang ada hanya becak.

Pusat perbelanjaannya pun lumayan cukup lengkap, ada beberapa mall yang telah berdiri megah disana. Begitu pula dengan ruko-ruko serta pasar swalayan mini, yang hampir tersebar dibeberapa sudut-sudut kota. Hotel berbintang yang baru saya lihat mungkin hanya satu yaitu Quality Hotel, yang berada di tengah pusat kota Gorontalo. Namun hotel-holel kelas Melati juga banyak beridiri di kota ini.

Malam hari setelah sampai di kota ini, teman-teman saya mengajak ke suatu tempat yang namanya Tangga 2000. Saya tidak tahu, kenapa tempat tersebut diberi nama tangga 2000, dalam pikiran saya mungkin itu nama sebuah tempat wisata diatas bukit yang untuk mencapainya harus melewati anak tangga berjumlah 2000. “wah capaek juga, nanti pikirku”. Ternyata itu adalah sebuah tempat wisata yang berada di dekat pelabuhan Gorontalo, terletak di tepi pantai. Disitu banyak orang berjualan jagung bakar dan beberapa makanan lain. Sayang sekali, saya kesini sudah malam, jadi tidak dapat melihat dengan jelas pemandangan yang ada disana. Disebut Tangga 2000, mungkin disana berdiri sebuah monumen pemekaran dari Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2000 lalu.



Keesok harinya, setelah cek out dari sebuah penginapan, teman-teman mengajak untuk melihat komplek kantor Gubernur. Ternyata komplek perkantoran Gubernur dan beberapa kantor-kantor SKPD Provinsi Gorontalo dibangun diatas sebuah bukit, yang lumayan cukup tinggi. Dari kantor yang teletak diatas bukit tersebut, maka akan terlihat dengan jelas landscape kota Gorontalo. Alasan kenapa Pak Fadel Mohamad dulu memilih bukit tersebut dijadikan komplek perkantoran, mungkin jika saya mengkira-kira, kota Gorontalo sebenarnya sangat rawan banjir. Karena jika dilihat, kota ini berada disebuah lembah datar dan diantara kota tersebut terdapat danau Limboto yang telah mengalami pendangkalan. Sehingga dikawatirkan jika curah hujan cukup tinggi, danau Limboto akan meluap dan mengakibatkan banjir. Supaya pemerintahan tetap terus jalan dalam kondisi darurat, maka dibangunlah komplek kantor pemerintahan diatas bukit tersebut. “itu baru perkiraan saya, namun saya tidak tahu alasan pastinya kenapa diabangun diatas bukit itu”.



Kemudian setelah selesai mengelilingi komplek kantor Gubernur, kami kembali mengelilingi kota dan menuju ke benteng Otanaha, yaitu sebuah benteng peninggalan bangsa Portugis yang dibangun pada tahun 1522. Benteng ini mempunyai tiga bagian bangunan pertahanan yang dibangun diatas sebuah bukit, yang langsung menghadap dengan danau Limboto. Sehingga dari salah satu bagian bangunan benteng tersebut kita dapat melihat dengan luas Danau Limboto, yang beberapa bagiannya telah mengalami pendangkalan seperti danau Rawapening di Ungaran Jawa Tengah. Untuk memasuki benteng ini, kita dikenakan biaya tiket masuk Rp.5000,-/orang. Seperti halnya beberapa tempat yang dijadikan sebagai tempat kunjungan wisata di Indonesia, beberapa fasilitas yang disediakan untuk pengunjung disini pun tak luput dari tangan-tangan jail yang kurang kerjaan, dengan menuliskan beberapa coretan-coretan sebagai kenang-kenangan mereka, bahwa mereka pernah berkunjung ketempat itu. Tentunya hal ini merupakan tindakan yang tidak bertanggung jawab dan malah merusak dan membuat kumuh fasilitas yang disediakan, mohon para pembaca yang membaca blog saya ini tidak meniru hal-hal seperti tersebut, jika ingin membuat kenang-kenangan ditempat-tempat wisata, cukup berfoto saja ok.

Selesai melihat dan berfoto di benteng Otanaha, saatnya menyisir sajian kuliner di kota ini. Makanan khasnya di daerah ini adalah beberapa makanan yang terbuat dari jagung, dan yang paling terkenal adalah “binte”, yaitu semacam sup jagung, dengan dicampur oleh parutan kelapa muda. Rasanya lumayan enak, segar dan hangat. Selain itu juga jagung rebus biasa yang disajikan dengan bumbu dari parutan kelapa yang telah dikasih rempah-rempah sehingga rasanya agak pedas dan dicampur dengan irisan daun pangi atau papaya. Jagung rebus ini banyak dijual di pinggir-pinggir jalan, dan menjadi makanan favorit masyarakat Gorontalo.

Meskipun belum semua tempat di Kota Gorontalo dapat semua dikunjungi, namun setidaknya saya telah mendapat gambaran secara lebih luas tentang kota ini, dan yang terpenting adalah rasa penasaran saya sudah terobati. Maka saatnyalah, saya memutar setir mobil yang saya kendarai untuk kembali ke basse camp saya di kota Manado.

Minggu, 27 Februari 2011

Pengalaman on Job Training Bikin Coklat Silverquin Sendiri.


Pada pertengahan Oktober tahun lalu (12-15/10/2010), saya mendapat kesempatan untuk melakukan kunjungan kerja di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao di Kota Jember Jawa Timur. Kunjungan kerja ini dimaksudkan untuk melihat secara detail tentang proses pengolahan biji kakao dari mulai proses pengolahan hulu hingga hilir. Proses ini kami lakukan karena kebetulan, kami dipercaya untuk menjadi konsultan local oleh ADB (Asian Development Bank) yang bekerja sama dengan CSR PLN untuk memberikan pemberdayaan peningkatan ekonomi masyarakat local di sekitar bangunan PLTA di Desa Lobong dan Pouyanan Kec. Passi Barat, Kab. Bolaang Mongondow Sulawesi Utara. Salah satu potensi desa yang layak untuk di kembangkan untuk di desa Pouyanan adalah coklat, sedangkan untuk di desa Lobong adalah buah nanas.

Dengan melihat potensi coklat yang ada di desa Pouyanan, maka kami melalui konsultan pusat di Jakarta, telah merancang proposal pengajuan untuk dibuatkan pabrik pengolahan coklat di desa tersebut. Sedangkan untuk di desa Lobong, juga diajukan untuk pembuatan pabrik pengolahan nanas menjadi kripik nanas. Namun pada pembahasan kali ini kita akan focus dahulu pada pembahasan coklat, Karena study kerja saya baru pada proses pengolahan coklat. Nah untuk persiapan sebelum pabrik tersebut dibangun, maka sebelumnya kami harus melihat dulu, tahap-tahap pengolahannya serta peralatan apa saja yang digunakan untuk memproses biji kakao tersebut.



(Ketika bereksperimen mencoba membuat coklat silverquinku sendiri)

Selama empat hari belajar di Puslit Kopi dan Kakao Jember, kami disambut baik dan ditunjukkan berbagai macam hal yang kami perlukan tentang kakao oleh para staf di sana. Seperti yang telah saya sebutkan di atas, bahwa proses pengolahan kakao atau coklat di bagi menjadi dua tahap, yaitu proses pengolahan hulu dan proses pengolahan hilir. Untuk kali ini kita bahas bersama mengenai proses pengolahan hulu.

Proses Pengolahan Hulu

Yang dimaksud dengan proses pengolahan hulu adalah, proses tahap pertama pengolahan buah kakao dari saat buah tersebut dipanen dari pohon dan dipecah untuk diambil bijinya. Kemudian biji tersebut di fermentasi selama kurang lebih 5-7 hari, dalam satu wadah fermentasi dan dibalik setiap tiga hari sekali. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas rasa, ketika akan diproses lebih lanjut. Setelah difermentasi, biji-biji kakao tersebut di cuci kemudian dikeringkan. Proses pengeringan bisa langsung dilakukan dibawah sinar matahari, atau menggunakan alat pengering (dryer). Salah satu teknologi yang dikembangkan di Puslit Kopi dan Kakao Jember adalah Solar Dryer yang memanfaatkan panas dari sinar matahari, yang ditangkap oleh kelektor tenaga surya dalam sebuah bangunan pengering (Solar Building) yaitu memanfaatkan atap bangunan sebagai kolektor surya dan udara panas yang ditangkap oleh kolektor surya tersebut di hembuskan dengan fan ke dryer. Penggunaan teknologi ini cukup efektif, dan dapat mengeringkan biji kakao secara continu selama 24 jam, karena saat malam hari energy panas dari sinar matahari diganti dengan cara pemanasan dengan pembakaran pada tungku drayer, menggunakan bahan bakar kayu bakar. Sehingga biji kakau dapat benar-benar kering seperti yang diharapkan.

Proses Pengolahan Hilir.




Setelah biji kakao dinyatakan telah kering, maka dilakukan proses selanjutnya yaitu proses hilir. Yang dimaksud proses hilir adalah proses dimana biji kakao telah siap diolah menjadi bahan baku makanan setengah jadi atau 100% jadi. Dalam proses hilir ini ada beberapa proses tahapan yang harus dilakukan sesuai dengan mesin peralatan yang digunakan, dalam sebuah bangunan yang khusus . Berikut adalah beberapa tahapan pada proses hilir ini :

1. Proses Pembersihan dan Sortasi

Tahap pertama dalam proses produksi sebelum bahan baku diproses lebih lanjut, untuk menghasilkan kualitas produk yang bagus, serta untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, misalnya tercampur oleh benda-benda asing selama mengolah bahan baku oleh peralatan mesin produksi. Maka harus dilakukan tahap permbersihan dan sortasi terlebih dahulu. Selain menghindari tercampurnya dari benda-benda asing misalnya kerikil atau batang tanaman, juga untuk memilah-milah biji kualitas baik maupun biji yang kualitas rendah. Sortasi ini biasanya masih menggunakan cara manual, yaitu dengan memilah secara langsung.

2. Proses Penyangraian.

Penyangraian adalah tahap pendahuluan dari semua hasil olahan kakao. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan cita rasa dan aroma khas coklat, menurunkan kadar air, mematikan microba, menggelembungkan kulit biji hingga mudah dipisahkan dari nib, dan membuat nib lebih renyah sehingga memudahkan penghancuran dan penghalusan. Waktu penyangraian sangat berfariasi, mulai dari 15 menit sampai 2 jam tergantung dari tipe penyangraiaannya dan tujuan hasil olahan akhir, serta kandungan kadar air biji kakao. Alat sangrai yang biasa digunakan adalah menggunakan tipe batch seperti drum yang berputar dengan pemanasan dari luar menggunakan buner minyak tanah, atau kayu bakar. Namun ada pula yang menggunakan tipe continue yaitu menggunakan udara panas yang dialirkan berlawanan arah denganb aliran biji kakao.

3. Proses Pemisahan Kulit dari Nib Biji Kakao

Nib merupakan bagian dari biji kakao yang paling berharga, sedangkan kulit hampir sama sekali tidak ada nilainya. Sehingga proses pemisahan ini sangat mutlak dilakukan oleh semua pabrik coklat. Proses pemisahan ini dilakukan dengan menggunakan mesin pemisah kulit dan nib, setelah biji kakao telah melalui tahap penyangraian. Sistimnya adalah dengan cara melakukan pemecahan secara kasar dalam mesin tersebut, sehingga kulit akan terkelupas kemudian sifat dari kulit yang ringan dihembuskan dengan menggunakan blower, maka akan terpisah secara otomatis dan yang tertinggal adalah nibnya. Nib inilah yang akan diproses lebih lanjut.

4. Proses Penghancuran dan Penghalusan (Proses Pemastaan)

Setelah dihasilkan nib atau daging biji dengan pecahan yang kasar dan telah terpisah dari kulit, maka proses selanjutnya adalah dilakukan penghancuran dan penghalusan nib dengan system penggilingan pada sebuah mesin penggilling, atau sering disebut juga sebagai mesin pemasta. Karena dari mesin penggiling ini nanti akan keluar pasta coklat. Setelah menjadi pasta coklat ini nantilah akan dipisahkan menjadi dua bagian proses pengolahan sesuai dengan tujuan hasil akhir yang diharapkan. Sebenarnya, pasta coklat ini sendiri sudah mempunyai nilai jual tersendiri, karena ini adalah bahan setengah jadi untuk di olah menjadi beberapa produk makanan lain. Namun pangsa pasarnya masih sangat sedikit, sehingga perlu ada proses pengolahan lanjutan. Proses lanjutan ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu proses kering dan proses basah. Yang dimaksud dari dua proses tersebut adalah sebagai beriktut :

a. Proses Kering adalah proses pengolahan pasta coklat dengan dimasukkan kedalam alat pengempa dengan tekanan tinggi, dari alat pengempa ini akan keluar dua produk yaitu bungkil coklat dan lemak coklat. Bungkil coklat akan dihancurkan kemudian dihaluskan lagi dan diayak, menghasilkan bubuk coklat. Bubuk coklat ini kemudian dicampur dengan gula dan krim akan menghasilkan aneka ragam minuman coklat, atau campuran bahan pembuat kue, yang biasa dipasarkan di toko-toko bahan baku pembuatan kue. Sedangkan lemak coklat, sebagian akan dicampurkan pada proses pengolahan basah, dan sebagian lagi digunakan sebagai bahan baku kosmetik.


b. Proses Basah adalah proses pengolahan pasta coklat dengan tujuan akhir adalah pembuatan coklat silverquin dan beraneka ragam permen coklat. Tahapan dalam proses basah ini adalah sebagai berikut. Pasta coklat dicampur dengan lemak kakao, gula dan susu bubuk dengan takaran formulasi yang telah ditetapkan, kemudian di mixer dan dimasukkan kedalam mesin bolmil selama 70 jam. Hal ini adalah untuk memperhalus dan menyatukan semua rasa dari bahan baku tersebut. Alat bolmil yang dikembangkan oleh Puslit Kopi dan Kakaou Jember, bentuknya seperti molen yang didalamnya di isi oleh bola-bola dari batu marmer, dan menggelinding secara terus menerus. Sehingga campuran dari formulasi tersebut benar-benar merata. Kemudian dari situ masih dilanjutkan dengan proses penghalusan lagi pada alat yang lain dengan menambahkan sedikit lecithin dan aroma melalui proses koncin, selama beberapa jam. Setelah adonan telah tercampur sempurna, maka dilanjutkan pada proses tempering adonan pada sebuah ruangan yang ber AC, disinilah dilakukan proses pencetakan dan pengemasan makanan coklat silverquin dan aneka permen coklat.




(Beberapa peralatan mesin pengolahan kakao di Puslit Jember)



(Sangadi/Kepala Desa Desa Pouyanan saat berfoto di mesin pengempa, dengan memegang bungkil kakao yang siap olah, dan lemak kakao)

Senin, 07 Februari 2011

Kasih Yang Berkorban

Yohanes 15:13
"Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 38; Kisah Para Rasul 10; Keluaran 25-26

Kasih adalah sebuah kata yang sering kita dengar di dunia ini. Agama atau kepercayaan apa pun yang ada di dunia ini pasti mengetahui apa itu kasih. Tidak ada yang mau tidak dikasihi sesamanya. Setangguh apapun pria atau wanita, ia ingin merasakan kasih dari manusia lainnya.

Allah mengajarkan umat-Nya tentang hal ini melalui karya penebusan dosa manusia yang dilakukan oleh Yesus. Kasih itu tidak sekedar kata-kata mutiara atau perbuatan yang ujung-ujungnya meminta balasan. Kasih itu murni, bahkan itu juga berbicara pengorbanan. Dalam Yohanes 15, Yesus berkata kepada murid-murid, "inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya" (ayat 12,13).

Anda dan saya adalah sahabat-sahabat Tuhan Yesus, tetapi bukan berarti Dia mengatakan itu agar kita mau mati untuk-Nya. Bukan, bukan itu maksudnya. Yang Dia minta bagi kita yang mengaku sahabat-sahabatNya adalah ketaatan yang penuh kepada-Nya. Itu adalah cara kita memberikan nyawa baginya (Roma 12:1).

Demikian juga kita tidak perlu menunggu mati bagi sahabat kita, baru diri kita bisa menyebut diri sebagai sahabat mereka. Pengorbanan-pengorbanan selama Anda hidup saat ini juga dapat memperlihatkan seberapa dalam ikatan persahabatan diantara Anda dan sahabat Anda. Mengorbankan rencana dan jadwal yang padat, serta memberi perhatian disaat dia membutuhkan adalah sebuah cara sederhana untuk menunjukkan kasih Anda sebagai seorang sahabat.

Apa yang sudah Anda lakukan kepada orang-orang yang Anda akui sebagai sahabat? Sudahkah Anda melakukan pengorbanan-pengorbanan yang sepertinya sepele itu kepada mereka? Biarlah kita menjadi sahabat yang memiliki kasih seperti yang diinginkan oleh Allah.

Semakin dekat Anda kepada Allah semakin besar hati Anda untuk sesama.


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...