Rabu, 15 April 2009

Mengubah Pala Menjadi Anggur

Judul diatas nampaknya agak sedikit janggal, dan mustahil. Mana bisa buah pala dapat dirubah menjadi anggur, itu khan sesuatu yang tidak mungkin dan menyalahi kodratnya. Buah pala ya buah pala yang rasanya getir-getir pedas, nda mungkin dapat berubah menjadi anggur yang berasa asam-asam manis. Tapi tenang dulu pembaca, yang dimaksud disini sebenarnya adalah mengubah sari kulit buah pala, menjadi minuman berfermentasi semacam “Wine“. Bukankah wine itu anggur? Nah itulah yang saya lihat dengan mata kepala saya sendiri.

Begini ceritanya....


Pada awal bulan April lalu, tepatnya pada tanggal (1-2 /04/09) saya mendapat kesempatan langsung untuk dapat melihat pelatihan pembuatan Wine Pala yang diminta oleh pemerintah kabupaten Kep. Sitaro, yang notabene daerah tersebut memang merupakan penghasil buah pala terbesar di Indonesia, yang bertempat di SAL (Sentrum Agraris Lotta) Pineleng. Pesertanya semua adalah ibu-ibu berjumlah 5 orang, hanya saya dan satu teman saya Marthen yang laki-laki. Tapi saya dan teman saya tidak tercatat sebagai peserta lho, hanya sebagai pengawas, ce ileh pengawas he..he...he... , sebenarnya sih hanya pingin ngikut secara illegal aja, karena sebenarnya kalo saya tidak merengek-rengek sama pelatihnya, kami berdua tidak diperkenankan untuk mengikuti pelatihan tersebut. Apalagi mendokumentasikannya, tapi karena saya sedikit mempunyai jurus “bujuk rayu” yang diajarkan oleh salah satu guru saya, maka luluhlah hati si Cecil, traiener asal Prancis yang mempunyai nama lengkap Ir. Cecile Kutschuiter yang mengajarkan pembuatan Wine Pala tersebut.

Maksud saya tertarik mengikuti pelatihan Wine Pala ini sebenarnya karena merupakan wujud dari penyaluran sebuah hobby. Kebetulah hobby saya adalah minum Wine, tetapi tidak untuk membuat mabuk lho ya.. hanya sekedar menikmati cita rasanya saja, sekaligus menikmati sensasinya dari segelas Wine. Nah dari pada beli, lebih baik kalo bisa bikin sendiri khan malah lebih bagus, tetapi sayang untuk mencari buah anggur di Manado tempat saya tinggal sekarang agak susah, lagian disini daerah Sulut memang tidak ada orang menanam buah anggur, yang ada buah pala banyak di daerah Sitaro dan sekitarnya. Akhirnya alternative itulah yang dikembangkan oleh Cecil, yang merupakan volentire dari sebuah lembaga internasional FIDESCO yang sudah hampir empat tahun tinggal di Manado, khususnya di SAL Lotta untuk memberikan pelatihan-pelatihan mengenai pengolahan hasil pertanian, dan dia memang pakar dibidang tersebut.

Setelah acara perkenalan selesai, saya langsung menyiapkan kamera yang saya bawa untuk mendokumentasikan semua proses pembuatan wine pala tersebut. Tahap pertama yang menjadi focus penekanan Cecil adalah bahwa semua tempat dan alat yang digunakan harus bersih dan steril. Di SAL Lotta sudah disediakan tempat khusus semacam laboratorium yang biasa digunakan Cecil untuk memproduksi Wine Pala. Dari pada panjang lebar berbasa-basi lebih baik langsung aja yuk untuk menyimak prosesnya pembuatannya saja.


Persiapan Alat dan Bahan

Sebelumnya adalah harus mempersiapkan alat. Peralatan yang digunakan antara lain : Baskom, Panci, kain bersih, gelas takaran, saringan halus, sendok panjang dari kayu, dua toples dan corong. Sebelum digunakan peralatan tersebut harus dipastikan bersih, dan telah dicuci dengan menggunakan sabun, lalu dikeringkan. Setelah semua peralatan bersih dan kering, persiapkan panci yang sudah bersih tersebut untuk memanaskan air bersih, sebanyak sekitar 7 liter sampai mendidih, setelah mendidih biarkan mendidih selama 20 menit, supaya kuman-kuman dan bakteri yang tidak diperlukan dapat mati.

Kemudian, persiapkan bahannya yaitu buah pala yang tua dan telah dibelah menjadi dua untuk dikeluarkan bijinya. Kita ambil sebanyak 2 Kg kulit daging buah pala, lalu kita cuci hingga bersih dalam baskom. Untuk menghilangkan kuman dan mungkin ada sisa-sisa racun, Cecil menyarakan untuk mencucinya dengan mencampurnya dengan sedikit bayclin, pemutih yang biasa digunakan untuk mencuci pakean. Lalu dibilas lagi hingga bersih. Setelah bersih, persiapkan panci untuk mengukus kulit buah pala tersebut hingga matang dan menjadi lembek.


Mempersiapkan sari Pala


Setelah kulit buah pala tersebut matang dan menjadi lembek, kita juga harus mempersiapkan air bersih yang telah kita rebus tadi, dan kita ambil sebanyak 1,5 liter. Kemudian ambil piring, garpu, kain penyaring dan sebuah baskom. Kita ambil kulit buah pala dari panci dengan menggunakan garpu satu persatu pada sebuah piring, lalu mulai kita haluskan dengan menggunakan gerapu, sedikit demi sedikit. Setelah halus kita taruh kedalam baskom, dan campur dengan sedikit air yang telah kita persiapkan sebanyak 1,5 Lt tadi. Kemudian masukkan kedalam kain pemeras, lalu peras sarinya yang kita tampung langsung pada sebuah gelas takaran, hingga kita dapatkan 1,5 – 2 liter sari Pala. Lalu tambahkan sekitar 3 – 3.5 liter air masak, sehingga kita mendapatkan 5 liter air sari pala.


Mempersiapkan Media Fermentasi


Ambil touge sebanyak 200 gr yang telah kita bersihkan, lalu rebus dengan 1 liter air masak hingga mendidih selama 5 menit. Setelah mendidih disaring airnya ditampung dalam suatu wadah, lalu ambil tougenya masukkan pada kain pemeras yang bersih, lalu peras dan ambil sarinya untuk ditampung pada air rebusan touge tadi, hingga mendapatkan 1 liter sari touge, jika kurang dari 1 Lt, dapat ditambah dengan air masak hingga kita mendapatkan ukuran yang sesuai.

Sari pala dan sari touge kemudian dicampurkan, lalu direbus lagi hingga mendidih 100o C dan panci harus dalam keadaan tertutup. 6 liter bahan untuk wine tadi tambahkan 2 kg gula pasir, diaduk hingga semua gula larut. Sebelumnya kita juga harus mempersiapkan dua toples kaca besar kapasitas 3 Lt yang telah tercuci bersih dan higenis, supaya toples tidak pecah maka toples lebih baik ditaruh pada sebuah loyang plastik yang telah diisi setengah air dingin. Kemudian perlahan-lahan kita masukkan bahan wine yang masih panas tadi pada kedua toples, perlu sebuah corong supaya bahan wine tidak tumpah. Kemudian tutup kedua toples yang telah terisi bahan wine tadi, tapi ingat tutupnya tidak perlu rapat-rapat supaya toples tidak pecah, dan biarkan hingga dingin dan mengendap selama 5 jam.


Proses Inoklasi


Sesudah 5 jam, bahan wine tadi telah dingin dan mengendap maka siap untuk dilakukan Inkolasi atau peragian. Ambil sedikit ragi kira-kira ukuran setengah 1 sendok kecil, dan sedikit pektinase. Pektinase ini fungsinya adalah untuk menjernihkan wine, tidak ditambahkan juga tidak apa-apa tetapi hasilnya agak sedikit kabur dan tidak jernih, dan tidak mempengaruhi rasa. Lalu taruh pada wadah kecil kedap udara, dapat juga menggunakan wadah rol film, lalu ambil beberapa sendok sari untuk melarutkan ragi tersebut dalam wadah kedap udara. Tutup campuran tersebut, lalu kocok-kocok hingga larutan ragi dapat tercampur sempurna. Kemudian tuangkan pada satu toples tadi, dan bilas sekali lagi. Untuk toples selanjutnya prosesnya sama, setelah semua sudah diberi ragi maka toples harus diaduk hingga larutan ragi dapat tercampur merata. Paket ragi dan petinase tadi harus disimpan pada lemari es dengan suhu + 18o C.

Kemudian toples ditutup, tetapi jangan terlalu rapat supaya udara masih dapat masuk kedalam, dan simpan pada tempat yang aman (dalam lemari kayu) selama 3 minggu atau bisa juga sampai 4 minggu lebih. Jangan lupa untuk memberikan tanda pada toples, semacam label yang isinya tentang tanggal pembuatan pada hari itu, lalu catat juga pada sebuah buku control tentang proses produksi pada hari itu, supaya dapat melakukan pengontrolan dengan mudah.


Penghentian Prosen Fermentasi


Pada H + 7 dan H + 14 isi toples harus diaduk, supaya proses fermentasi dapat sempurna. Kemudian pada H + 28 isi toples atau hasil fermentasi dikeluarkan tanpa mengambil endapan dibawah. Bahan wine yang sudah terfermentasi tersebut disedot dengan menggunakan selang tanpa harus menyertakan endapannya dan ditampung pada sebuah panci yang sudah bersih dan higenis.

Bahan tadi kemudian dipanaskan lagi hingga mendidih, supaya semua bakteri yang melakukan fermentasi dapat mati dan tidak melakukan fermentasi lagi. Kemudian persiapkan toples lagi yang sudah bersih dan kering, dan tuang bahan wine tadi pada kedua toples tersebut, kemudian tutup hingga rapat, dan simpan pada tempat aman (dalam lemari kayu), pada 2 – 3 hari wine tadi siap untuk dikemas dalam botol.


Pengemasan dalam botol


Bersihkan 9 botol 620 ml dengan air sabun hingga bersih. Untuk mensterilkan, botol yang telah dicuci bersih itu lalu isi dengan 5 cm air, kemudian masukkan dalam panci yang telah terisi sebanyak kira-kira 5 cm air. Tinggi panci diharapkan sekitar 10 cm, supaya semua botol dapat masuk dan ditutup sempurna. Kemudian masukkan juga penutup botol, selang, alat atau pompa penghirup wine, sendok besar, corong, alat jepit, (semua peralatan yang digunakan untuk pengemasan) , lalu rebus hingga mendidih selama 20 menit.

Ada dua cara pengemasan dalam botol, yaitu dengan menyedot menggunakan selang, dapat juga dengan menyendok dengan menggunakan sendok besar dibantu dengan corong kecil supaya cairan tidak tumpah.

Ambil botol perlahan-lahan dalam panci dengan menggunakan sarung tangan anti panas (hati-hati botol panas sekali), dan jangan memegang bibir botolnya supaya tetap steril. Lalu tuang air yang masih dalam botol tersebut kedalam panci, dan tiriskan botol sebentar hingga kering. (biasanya dalam keadaan panas, botol akan cepat kering). Lalu letakkan pada meja, dan apabila menggunakan selang. Taruh bahan wine yang masih terisis dalam toples tersebut pada tempat yang lebih tinggi dari botol. Kemudian sedot dengan menggunakan pompa penyedot (jangan menggunakan mulut), lalu salurkan dengan menggunakan selang dalam botol, hingga sesuai dengan ukuran botol. Lalu ambil penutup yang masih didalam panci, dengan menggunakan pencepit panjang, lalu langsung taruh pada bibir botol (jangan memegang didalam tutup botol supaya tetap steril), lalu langsung dirapatkan dengan alat penutup botol khusus. Begitu seterusnya untuk botol-botol yang lain.


Proses Pelabelan dan Penjualan


Jika semua wine sudah terisi dalam botol, maka kita dapat segera melakukan pelebelan dari hasil yang kita produksi sendiri. Lebel dapat kita buat sendiri, dengan disain yang sesuai dengan selera kita. Tapi ingat ini adalah minuman beralkohol dengan kandungan alcohol 10 %, sehingga kita tidak bisa menjual bebas minuman ini. Jika mau menjual secara resmi, harus ada izin dari pemerintah. Tetapi harga per botol dari Wine pala ini dapat kita jual untuk satu botolnya antara Rp. 25.000,- sampai dengan Rp. 30.000,- lumayan juga khan.

Lalu berapa biaya produksinya? Mari kita sama-sama menghitungnya.

Bahan baku :

  • 2 Kg buah pala : Rp. 5000,-
  • 2 Kg gula pasir : Rp. 16.000,-
  • 200 gr Touge : Rp. 2000,-
  • Minyak tanah : Rp. 8000,-
  • Pektinase dan ragi : Rp. 1500,-
  • Pengemasan (botol, penutup botol, lebel, lem) : Rp. 20.000,-
  • Air 7 liter : gratis +

Nah biaya produksi secara umum aja hanya Rp.52.500,- lalu berapa keuntungan yang kita dapat : Jika 1 botol kita jual Rp. 25.000,- maka 9 botol kita dapat : Rp. 225.000,-
Dan jika kita jua per botolnya Rp.30.000,- maka kita dapat : Rp.270.000,-

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...