Berikut adalah cerita dalam foto yang ku ambil saat berada di sekitar pelabuhan Samudra Bitung, dan ketika menyebrang di selat Lembe saat mengunjungi tugu Trikora di Pulau Lembe Bitung.
Kapal Penyambut Tamu
Dua kapal Tunda sedang melaju, menghampiri sebuah kapal tanker yang akan merapat untuk berlabuh.
Tanker dan Pembantunya
Kapal Tunda tersebut lantas, mendorong kapal Tanker bermuatan minyak untuk merapat di pelabuhan Samudra Bitung untuk membongkar muatannya.
Sinabung Berlayar
Sebuah Kapal milik PT. PELNI (KM. Sinabung) saat meninggalkan pelabuhan Bitung untuk berlayar menghantarkan para penumbang mengarungi perairan nusantara.
Berlabuh Ku
Sebuah kapal barang, dan tampak kapal-kapal lain dibelakangnya yang berlabuh di tengah-tengah selat Lembe yang tenang dari gelombang laut. Sambil mengantri untuk dapat merapat membongkar muatan di Pelabuhan Barang.
Tugu Trikora Nasibmu Kini
Tugu Trikora merupakan monumen peringatan Perjuangan Pembebasan Irian Barat yang dibangun di Pulau Lembe. Sayang sekali, monumen tersebut tidak terawat dengan baik. Padahal tempat tersebut sangat berpotensi untuk tempat tujuan wisata.
Minggu, 24 Agustus 2008
Pantai Malalayang, Tempat Wisata Rakyat Murah Meriah Di Manado
Siang itu, meski cuaca sangat terik menyengat kulitku, ku coba untuk menghilangkan kepenatan dari rutinitas sehari-hari di tempat kerja. Setelah ku stater motor buntutku, tanpa ada teman yang menemani, langsung ku tancap gas menuju pantai Malalayang. Jaraknya pun tidak terlalu jauh dari tempatku tinggal di Manado, hanya sekitar 4 Km. Tetapi salama ini meskipun sudah satu tahun lebih tinggal disini, baru kali ini aku menyempatkan diri untuk singgah melihat suasana pantai pusat rekreasi rakyat Manado, yang sebenarnya sering aku lewati begitu saja. Setelah mampir disalah satu warung pinggir pantai, sambil pesan pisang goreng dan satu botol cocacola, kulepaskan pandanganku di sekeliling pantai, dengan pikiran sedikit terheran-heran.
Sebab, sebenarnya buat saya pribadi, tidak ada yang menarik dari kondisi pantai ini dijadikan sebagai tempat wisata rakyat. Sebab, dilihat dari struktur pantai, kondisinya tidak seperti pantai-pantai yang sering aku kunjungi di daerah Jawa yang mempunyai pasir putih yang gemilau, dengan ombak laut yang bisa diajak bercanda ria, serta fasilitas wisata yang memadai. Tetapi untuk pantai Malalayang ini, kondisi struktur pantainya dipenuhi dengan batu-batu hitam, seperti batu kali (sungai) yang keras yang terdapat disepanjang pantai. Kondisi ombaknya pun relative tenang, sehingga susah untuk diajak bercanda. Dan jangan harap menemukan hamparan pasir yang bisa dipakai untuk bermain membuat istana pasir atau volley pantai. Anehnya, setiap hari libur atau hari-hari biasa di sore hari, sepanjang pantai Malalayang ini dipenuhi oleh masyarakat Manado dan sekitarnya sebagai tempat rekreasi keluarga.
Meskipun pesisir pantai dipenuhi dengan batu-batu tajam dan keras, tetapi nampaknya masyarakat Manado dan sekitarnya tidak menghiraukan hal itu. Sebab, disinilah satu-satunya tempat wisata rakyat yang murah meriah, dan aksesnya dekat untuk ditempuh. Sehingga mereka nampak antusias berekreasi bersama keluarga di pantai berbatu tersebut.
Sebagai fasilitas pendukungnya, di sepanjang pinggir pantai, dipenuhi oleh para pedagang pisang goreng, dan jenis makanan lainya. Sehingga, setelah mandi air laut paling sedap katanya langsung makan pisang goreng panas-panas lengkap dengan dabu-dabunya. Di sekitar situ juga terdapat fasilitas penyewaan ban pelampung dan sepeda air (bebek-bebekan), yang selalu ramai bahkan antri untuk dipakai oleh pengunjung.
Nampaknya fasilitas public seperti inilah yang seharusnya dikembangkan oleh pemerintah daerah, sebagai tempat wisata rakyat yang perlu dikelola secara professional. Sebab, selama di Manado masih sangat sedikit ditemukan fasilitas public yang nyaman dan murah yang dapat digunakan untuk tempat bersantai dan rekreasi keluarga. Kebanyakan rata-rata masyarakat kota Manado dan sekitarnya, lebih memilih pergi ke mall-mall untuk sekedar cuci mata atau memuaskan hasrat belanja, yang menjadi kegemaran masyarakat Manado pada umumnya, sebagai sarana refresing. Tentunya, jika wisata alam seperti Pantai Malalayang dapat dikelola dengan bagus, hal itu dapat memberi alternatif yang lebih baik untuk pengembangan kota selanjutnya.
Jumat, 22 Agustus 2008
Iklan - Iklan Politik Yang Membiuskan
Akhir-akhir ini setiap saya melihat acara tv, saya sedikit digelitik oleh hadirnya iklan-iklan baru yang cukup memukau untuk membiusku. Bukan untuk membeli produknya, atau memiliki barangnya. Tetapi mungkin untuk mengikuti atau memilihnya sebagai yang terbaik dari yang baik.
Ini bukanlah iklan komersil yang menawarkan barang atau jasa, tetapi lebih pada menawarkan citra dan jatidiri dari seseorang. Anda pasti sudah melihatnya tentunya setiap kali anda melihat acara tv. Selain iklan-iklan komercial, pasti di sela-sela iklan tersebut muncul sebuah iklan yang sangat memukau dengan menghadirkan tokoh-tokoh tertentu sebagai bintang iklannya. Mereka bukanlah artis profesional, yang laku keras membintangi film atau senetron, yang ditonton dan menjadi idola oleh semua kalangan tua maupun muda. Tetapi mereka adalah para pelaku politik yang saat ini sedang berjuang menarik hati simpati rakyat.
Keampuhan Media Televisi
Peran media teknologi informasi dalam hal ini televisi memang merupakan sarana yang sangat tepat digunakan sebagai media promosi atau kampanye. Melalui televisi, kita dapat melihat dan mendegar secara langsung gerak dan mimik melalui layar kaca yang ada didepan kita. Lihat saja ibu-ibu, atau bahkan mungkin kita sendiri. Saat melihat sinetron atau film yang berkisah romantis, atau menyedihkan. Kita seakan diajak untuk masuk dalam alur cerita yang telah di sekenariokan, sehingga ketika ada adegan yang lucu ibu-ibu atau kita bisa langsung tiba-tiba tertawa, tetapi ketika ada adegan yang menyedihkan yang diperankan oleh seorang aktor / artis, mereka pun tak jarang yang ikut menangis.
Audio visual yang dapat mempengaruhi intuisi dan imaginasi yang ditimbulkan oleh citra media televisi sungguh begitu kuat. Sehingga prilaku dan karakter seseorang pun dapat dengan mudah dipengaruhi oleh tayangan-tayangan yang disiarkan melalui layar kaca tersebut. Inilah kelebihan media televisi dibandingkan dengan media-media lain, seperti radio, koran, majalah atau bahkan internet. Sekarang, hampir semua rumah sudah memiliki pesawat televisi, sebagai media hiburan maupun informasi yang murah meriah.
Hal inilah yang dijadikan sebagai peluang untuk meraih simpati rakyat oleh para calon kandidat Presiden, Gubernur, calon Legislatif bahkan sampai Bupati. Untuk saat ini, yang sering muncul ditayangan tv adalah iklan-iklan politik para calon Presiden, yang menjadi fokus dari artikel singkat ku ini.
Tebar Pesona Dalam Frame Skenario Stradara
Tebar pesona yang dilakukan oleh elit politk melalui iklan politik yang ditayangkan melalui pesawat televisi memang sangat menggiurkan. Visi dan misi yang mereka programkan dipadu dengan bumbu ideologi yang mereka tuangkan dalam kemasan iklan politik ini, seakan membius bagi para pemirsa yang melihatnya.
Berbagai carut marutnya permasalahan bangsa ini, seakan-akan dapat tergambar dengan mudah solusi yang ditawarkan dari rangkaian alur cerita yang di ekspresikan dalam kemasan iklan politik, meskipun berdurasi hanya beberapa detik.
Sungguh sebuah skenario yang sangat pintar, dimana rakyat seakan terbius dengan perpaduan akting yang telah diatur oleh stradara, melalui peran aktor yang selama ini, mungkin hanya orang-orang tertentu saja kita kenal melalui kencah mereka di dunia politik.
Lihat saja, seorang tokoh dengan slogannya “Hidup Adalah Perbuatan”, yang menghadirkan tokoh-tokoh figuran seperti seorang Suster yang bertugas didaerah pedalaman yang dengan gigih menolong para pasennya, meski dengan kondisi medan apapun dia tempuh untuk menjalankan tugasnya. Di lain sisi, dia (melalui stradara dan tim creativenya) menghadirkan juara olimpiade fisika, dan seorang pengusaha muda yang sukses dengan ketela singkongnya. Dari sudut pandang saya, iklan tersebut ingin menyampaikan pesan, bahwa untuk membangun bangsa ini diperlukan perbuatan yang nyata.
Sedangkan tokoh lain, mengangkat pertanian sebagai tema kemasan yang diangkat dalam iklan politiknya. Peternak dan petani diajak untuk bangkit dari keterpurukannya, dengan mendengungkan akan kesuburan tanah persada, bawa melalui pertanian yang dikelola secara profesional dan para petani mau bangkit, maka bangsa ini akan lepas dari krisis multidemensi yang selama ini membelenggunya. Dan masih banyak lagi konsep tema yang dipakai oleh elit-elit politik untuk mengemas iklan politiknya.
Dengan modal milyaran rupiah entah dari kocek pribadi, sponsor atau sumber-sumber lain, mereka minta bantuan biro periklanan atau jasa konsultan komunikasi untuk dapat tampil mempesona dalam kemasan iklan politik yang mereka perankan. Dengan bahasa yang santun, gerak tubuh yang penuh simpati, senyum yang menawan mereka membungkusnya dalam kemasan iklan yang elegan, untuk pencitraan dirinya. Dengan menawarkan gagasan dan solusi ditengah carut marutnya persoalan bangasa, mengajak rakyat supaya dapat berbuat sesuatu untuk perubahan Indonesia yang lebih baik, mengajak rakyat supaya tidak melupakan sejarah, atau mengajak rakyat untuk mencintai dan membeli pruduk dalam negeri.
Dari kemasan-kemasan yang dipakai untuk membungkus iklan-iklan politik dalam media televisi tersebut, menggambarkan betapa pintar sang sutradara, atau tim crativenya yang dapat mencitrakan sang tokoh bagaikan sang malaikat yang mewartakan kabar gembira, penuh kedamaian dan kebijaksanaan. Mereka hadir bagai Superman atau tokoh-tokoh pahlawan dalam komik yang datang untuk membantu si lemah dan si miskin.
Terlepas dari begitu mempesonanya kemasan yang membungkus iklan politik tersebut, saya harap rakyat jangan terbius dengan iklan-iklan politik ini. Sebab, membangun bangsa ini tidak semudah yang ada dalam iklan tersebut. Tetapi meskipun begitu, kita sebagai rakyat kecil harus tetap pandai memilih pemimpin kita, yang menurut kita dapat memimpin bangsa ini dengan berbagai pengalaman kepemimpinan yang matang, bijaksana dan mampu membawa bangsa ini menuju perubahan yang lebih baik. Semenarik apapun iklan yang dibuat, semerbak apapun janji yang diumbarnya, sebanyak apapun uang yang dibagikan, saya harap rakyat tetap memilih melalui hati nurani untuk pemimpin yang mempimpin bangsa ini kelak.
Ini bukanlah iklan komersil yang menawarkan barang atau jasa, tetapi lebih pada menawarkan citra dan jatidiri dari seseorang. Anda pasti sudah melihatnya tentunya setiap kali anda melihat acara tv. Selain iklan-iklan komercial, pasti di sela-sela iklan tersebut muncul sebuah iklan yang sangat memukau dengan menghadirkan tokoh-tokoh tertentu sebagai bintang iklannya. Mereka bukanlah artis profesional, yang laku keras membintangi film atau senetron, yang ditonton dan menjadi idola oleh semua kalangan tua maupun muda. Tetapi mereka adalah para pelaku politik yang saat ini sedang berjuang menarik hati simpati rakyat.
Keampuhan Media Televisi
Peran media teknologi informasi dalam hal ini televisi memang merupakan sarana yang sangat tepat digunakan sebagai media promosi atau kampanye. Melalui televisi, kita dapat melihat dan mendegar secara langsung gerak dan mimik melalui layar kaca yang ada didepan kita. Lihat saja ibu-ibu, atau bahkan mungkin kita sendiri. Saat melihat sinetron atau film yang berkisah romantis, atau menyedihkan. Kita seakan diajak untuk masuk dalam alur cerita yang telah di sekenariokan, sehingga ketika ada adegan yang lucu ibu-ibu atau kita bisa langsung tiba-tiba tertawa, tetapi ketika ada adegan yang menyedihkan yang diperankan oleh seorang aktor / artis, mereka pun tak jarang yang ikut menangis.
Audio visual yang dapat mempengaruhi intuisi dan imaginasi yang ditimbulkan oleh citra media televisi sungguh begitu kuat. Sehingga prilaku dan karakter seseorang pun dapat dengan mudah dipengaruhi oleh tayangan-tayangan yang disiarkan melalui layar kaca tersebut. Inilah kelebihan media televisi dibandingkan dengan media-media lain, seperti radio, koran, majalah atau bahkan internet. Sekarang, hampir semua rumah sudah memiliki pesawat televisi, sebagai media hiburan maupun informasi yang murah meriah.
Hal inilah yang dijadikan sebagai peluang untuk meraih simpati rakyat oleh para calon kandidat Presiden, Gubernur, calon Legislatif bahkan sampai Bupati. Untuk saat ini, yang sering muncul ditayangan tv adalah iklan-iklan politik para calon Presiden, yang menjadi fokus dari artikel singkat ku ini.
Tebar Pesona Dalam Frame Skenario Stradara
Tebar pesona yang dilakukan oleh elit politk melalui iklan politik yang ditayangkan melalui pesawat televisi memang sangat menggiurkan. Visi dan misi yang mereka programkan dipadu dengan bumbu ideologi yang mereka tuangkan dalam kemasan iklan politik ini, seakan membius bagi para pemirsa yang melihatnya.
Berbagai carut marutnya permasalahan bangsa ini, seakan-akan dapat tergambar dengan mudah solusi yang ditawarkan dari rangkaian alur cerita yang di ekspresikan dalam kemasan iklan politik, meskipun berdurasi hanya beberapa detik.
Sungguh sebuah skenario yang sangat pintar, dimana rakyat seakan terbius dengan perpaduan akting yang telah diatur oleh stradara, melalui peran aktor yang selama ini, mungkin hanya orang-orang tertentu saja kita kenal melalui kencah mereka di dunia politik.
Lihat saja, seorang tokoh dengan slogannya “Hidup Adalah Perbuatan”, yang menghadirkan tokoh-tokoh figuran seperti seorang Suster yang bertugas didaerah pedalaman yang dengan gigih menolong para pasennya, meski dengan kondisi medan apapun dia tempuh untuk menjalankan tugasnya. Di lain sisi, dia (melalui stradara dan tim creativenya) menghadirkan juara olimpiade fisika, dan seorang pengusaha muda yang sukses dengan ketela singkongnya. Dari sudut pandang saya, iklan tersebut ingin menyampaikan pesan, bahwa untuk membangun bangsa ini diperlukan perbuatan yang nyata.
Sedangkan tokoh lain, mengangkat pertanian sebagai tema kemasan yang diangkat dalam iklan politiknya. Peternak dan petani diajak untuk bangkit dari keterpurukannya, dengan mendengungkan akan kesuburan tanah persada, bawa melalui pertanian yang dikelola secara profesional dan para petani mau bangkit, maka bangsa ini akan lepas dari krisis multidemensi yang selama ini membelenggunya. Dan masih banyak lagi konsep tema yang dipakai oleh elit-elit politik untuk mengemas iklan politiknya.
Dengan modal milyaran rupiah entah dari kocek pribadi, sponsor atau sumber-sumber lain, mereka minta bantuan biro periklanan atau jasa konsultan komunikasi untuk dapat tampil mempesona dalam kemasan iklan politik yang mereka perankan. Dengan bahasa yang santun, gerak tubuh yang penuh simpati, senyum yang menawan mereka membungkusnya dalam kemasan iklan yang elegan, untuk pencitraan dirinya. Dengan menawarkan gagasan dan solusi ditengah carut marutnya persoalan bangasa, mengajak rakyat supaya dapat berbuat sesuatu untuk perubahan Indonesia yang lebih baik, mengajak rakyat supaya tidak melupakan sejarah, atau mengajak rakyat untuk mencintai dan membeli pruduk dalam negeri.
Dari kemasan-kemasan yang dipakai untuk membungkus iklan-iklan politik dalam media televisi tersebut, menggambarkan betapa pintar sang sutradara, atau tim crativenya yang dapat mencitrakan sang tokoh bagaikan sang malaikat yang mewartakan kabar gembira, penuh kedamaian dan kebijaksanaan. Mereka hadir bagai Superman atau tokoh-tokoh pahlawan dalam komik yang datang untuk membantu si lemah dan si miskin.
Terlepas dari begitu mempesonanya kemasan yang membungkus iklan politik tersebut, saya harap rakyat jangan terbius dengan iklan-iklan politik ini. Sebab, membangun bangsa ini tidak semudah yang ada dalam iklan tersebut. Tetapi meskipun begitu, kita sebagai rakyat kecil harus tetap pandai memilih pemimpin kita, yang menurut kita dapat memimpin bangsa ini dengan berbagai pengalaman kepemimpinan yang matang, bijaksana dan mampu membawa bangsa ini menuju perubahan yang lebih baik. Semenarik apapun iklan yang dibuat, semerbak apapun janji yang diumbarnya, sebanyak apapun uang yang dibagikan, saya harap rakyat tetap memilih melalui hati nurani untuk pemimpin yang mempimpin bangsa ini kelak.
Selasa, 19 Agustus 2008
Hanya Sebuah Warisan Kah, Kemerdekaan itu ?!
63 th sudah Proklamasi kemeredekaan
Sekarang, generasi ke generasi telah lahir. Mengisi sendi-sendi kehidupan, dalam era kebebasan. 63 tahun sudah kita mewarisi apa yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan bangsa.
Tetapi harapan dan cita-cita luhur mereka, akan sebuah negeri yang damai, makmur dan sejahtera yang dapat dinikmati oleh semua anak bangsa ternyata masih belum bisa diwujudkan.
Kemerdekaan, ternyata hanya dinikmati oleh segelintir orang. Sedangkan anak bangsa yang lain masih harus terus berjuang memperjuangkan kemerdekaan untuk keberlangsungan hidupnya.
Indonesia sebuah negeri yang kaya akan ragam budaya, melimpah ruah kekayaan alamnya, tetapi banyak anak-anak bangsa yang hidup dalam jeritan kemiskinan, masalah pengangguran yang tak terselesaikan, pendidikan yang tidak memadai, dan pembangunan yang tidak merata.
Hal yang paling memalukan adalah kelakuan para birokrat dan wakil rakyat yang menyandang setatus terhormat, tetapi malah menjadi terbejat. Sebagai seorang yang mendapat kepercayaan dari rakyat yang seharusnya menjalankan amanat rakyat untuk membangun negeri, tetapi kekuasaan ternyata malah membutakan mata hati mereka. Tak peduli, uang rakyat digunakan untuk keperluan membuncitkan perut mereka dan keluarga mereka sendiri. Sedangkan disisi lain banyak rakyat yang mati kelaparan.
a
Sungguh ironis memang, hidup di negeri yang katanya subur dan kaya kan sumber alam, tetapi kekayaan didalamnya lebih banyak dinikmati oleh bangsa asing, yang datang secara halus untuk menguras kekayaan kita. Lihat saja perusahaan tambang emas terbesar di dunia yang ada di Timika Papua, berapa jumlah emas dan tembaga yang dihasilkan tiap harinya, dan berapa besar jumlah kerusakan alam yang diakibatkan aktifitas penambangan tiap harinya. Sedangkan hasilnya akan dibawa keluar negeri, karena perusahaan tersebut milik perusahaan asing. Sedangkan masyarakat di sekitarnya masih hidup melarat dalam garis kemiskinan. Negara hanya mendapat bagian kecil dari pajak pengelolaan perusahaan tersebut. Dan masih banyak lagi perusahaan-perusahaan asing lain yang berkembang di Negara kita untuk mengekploitasi kekayaan yang ada di perut Ibu Pertiwi.
Apakah anak bangsa ini terlalu bodoh untuk dibodohi, atau memang tidak mampu meneruskan perjuangan para pahlawan untuk membangun negeri, atau kita memang sudah cukup bangga mewarisi Kemerdekaan yang diwariskan begitu saja...?
Mari kita renungkan..........
Kamis, 14 Agustus 2008
SEMUA BERBAU MINYAK, MINYAK DAN MINYAK…..
Apasih yang tidak berbau minyak dalam hidup kita, pakaian yang kita gunakan pasti berbau minyak, makanan yang kita makan juga berbau minyak, kursi yang kita duduki juga berbau minyak, minuman yang kita minum pun juga jangan-jangan berbau minyak. Bahkan hampir semua yang kita temui dalam keseharian saudara dan saya pasti berbau minyak.
Tidak percaya...???!, coba anda buktikan.
Tanpa kita sadari, ”minyak” dalam hal ini adalah minyak bumi yang telah di proses menjadi BBM telah menjadi sumber energi utama dalam kehidupan manusia. Berbagai bentuk aktifitas manusia seakan selalu bergantung dengan yang namannya minyak, untuk memutar roda kehidupannya. Coba anda bayangkan seandainya pasokan minyak di seluruh dunia ini dihentikan, atau tidak usah teralu rumit lah kita berfikir tentang minyak dunia. Bayangkan saja apabila pasokan BBM di kota anda tiba-tiba mengalami keterlambatan pengiriman, misal sampai beberapa hari saja. Pasti seluruh kota akan kacau balau, dan semua saling menyalahkan.
Saya masih ingat ketika beberapa bulan yang lalu pasokan BBM khususnya untuk Sulawesi Utara mengalami keterlambatan. Dikarenakan kapal tanker yang memuat BBM dari Balikpapan, terlambat bersandar di depot Pertamina Bitung gara-gara cuaca buruk. Hampir di sejumlah SPBU kehabisan stok BBM, sedangkan antrian panjang kendaraan untuk mendapatkan bahan bakar di beberapa SPBU hingga mencapai beberapa kilo meter. Banyak mobil atau motor karena kehabisan BBM, mogok di jalan. Supir angkota dan kendaraan umum tidak bisa berjalan dan mereka tidak punya pemasukan. Isu-isu mengenai BBM akan naik lagi pun mulai merebak. Lagi-lagi pemerintah yang jadi sasaran.
Kenaikan Harga BBM, sebuah momok yang sangat menakutkan.
Belum lama ini, sekita akhir bulan Mei 2008, lagi-lagi pemerintah menaikan lagi harga BBM. Anda mungkin salah satu orang yang tidak setuju tentunya dengan kebijakan tersebut. Dengan alasan harga minyak dunia sudah melambung tinggi, dan APBN sudah tidak mampu lagi mensubsidi untuk menekan harga minyak di pasar lokal, maka negara lewat Presiden SBY terpaksa mengeluarkan kebijakan tersebut. Anda lihat dampak yang terjadi bukan...? demo dimana-mana, harga-harga kebutuhan pokok juga ikut melambung tinggi, kehidupan pun akan semakin lebih susah.
Bahkan kalau tidak salah, salah satu pemicu kerusuhan Mei 1998 dan lengsernya Alm Soeharto dari tahtanya adalah kebijakkannya dalam menaikkan harga BBM. Dari konteks minyak ini pun saya dapat memberanikan diri mengatakan bahwa, siapapun pemimpinnya, siapapun Presiden yang terpilih pada pemilu tahun 2009, tak akan ada yang bisa menghindari dari polemik kebutuhan BBM untuk rakyat. Tak ada yang bisa menjamin harga BBM akan tetap stabil, jika nanti apabila ada salah satu kandidat presiden yang berjanji untuk tetap bisa menstabilkan harga BBM, saya yakin dan percaya dia adalah orang gila dan kurang waras dalam memperhitungkan konsekwensi-konsekwensi ambisinya. Sebab, mau tidak mau harga minyak akan terus naik dan naik, karena minyak yang kita konsumsi sehari-hari bukan berasal dari sesuatu yang dapat diperbaharui, dan kita tentunya sudah tahu semua bahwa minyak bumi berasal dari sisa-sisa pembusukan fosil hewan-hewan purba yang umurnya sudah berjuta-juta tahun terpendam dalam perut bumi. Jadi sangat tidak mungkin, kalau minyak bumi ini akan terus tetap ada di muka bumi ini, sebab proses untuk menjadi minyak mentah membutuhkan waktu yang sangat lama.
Sedangkan eksploitasi terus menerus dilakukan, demi memenuhi kebutuhan minyak yang terus meningkat. Bila dahulu beberapa puluh tahun yang lalu, mungkin ketergantungan terhadap minyak tidak begitu terasa. Karena jumlah kendaraan tidak sebanyak sekarang, industri tidak sepesat sekarang, dan energi alam lain seperti kayu bakar masih gampang dicari. Tetapi sekarang, coba lihat jalanan di sekitar tempat anda tinggal. Baik di kota maupun di desa, tingkat kepemilikan kendaraan semakin lebih tinggi, jalanan pun semakin lebih penuh dan ramai. Itu dikarenakan hampir di setiap rumah atau keluarga sekarang, rata-rata memiliki kendaraan bermotor, bahkan ada yang memiliki lebih dari satu. Disisi lain, produsen kendaraan pun semakin memberikan sistem kemudahan-kemudahan supaya masyarakat dapat lebih mudah lagi memiliki kendaraan bermotor, dengan cara pemberian kridit dengan bunga ringan. Rata-rata setiap hari kendaraan bermotor dapat mengkonsumsi BBM sekitar 2-60 liter atau bahkan lebih tergantung dari jarak tempuh pemakaian. Belum lagi dengan kendaraan-kendaraan yang sudah tidak normal sistem pembakarannya, akan semakin lebih boros lagi konsumsinya.
Disisi lain, bidang industri baik industri kecil maupun industri besar juga bergantung dengan energi minyak untuk menjalankan roda industrinya. Hampir semua mesin-mesin industri pasti menggunakan BBM minyak, industri makanan pun menggunakan enegi minyak (minyak tanah), semuanya mennggunakan minyak.
Itulah sebabnya, dalam paragraf pertama saya katakan bahwa semua berbau ”minyak”, dari pakaian, perabot yang kita gunakan, makanan bahkan juga minuman. Semua berbau minyak. Pakaian yang kita pakai, tidak tiba-tiba langsung kita beli dari pabrik, tetapi sudah menggunakan alat angkut dari pabrik menuju distributor di toko-toko atau di pasar-pasar menggunakan kendaraan (truk), begitu juga makanan, baik beras, sayur mayur, buah-buahan, air mineral dan sebagainya, semuanya menggunakan kendaraan yang mengkonsumsi BBM minyak untuk sampai ditempat kita. Sehingga semua berbau minyak.
Bagaimana supaya tidak berbau minyak....?
Dengan semakin berkurangnya kandungan minyak diperut bumi, dan melambungnya harga minyak dunia, serta semakin langkanya pasokan minyak tentunya harus dipikirkan alternatif-alternatif lain untuk menggantikan energi minyak bumi, yang telah populer kita gunakan selama ini. Saat ini, sebenarnya telah ditemukan dan sedang dikembangkan energi-energi alternatif lain sebagai pengganti dari minyak bumi, salah satunya adalah dengan biofuel atau biodiesel. Yaitu energi bahan bakar yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan seperti biji jarak pagar yang dikembangkan menjadi bio disel, dan ubi atau sorgum yang dikembangkan menjadi etanol sebagai biofuel. Juga pemanfaatan energi matahari, sebagai solar sell untuk kendaraan, meskipun tidak seefesien BBM dari minyak bumi.
Produsen kendaraan pun juga sudah memunculkan inovasi-inovasi baru untuk mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi, salah satunya dengan membuat mobil hibrida, yaitu mobil yang menggunakan perpaduan dua tenaga yang berbeda untuk menjalankannya. Yaitu dengan motor listrik yang dipasok energinya dari batray, yang dapat menchast secara otomatis atau manual, dan mesin bensin. Dalam kondisi jalan normal, motor listrik menggerakkan mobil, tetapi ketika jalan menanjak naik,mesin bensin secara otomatis akan hidup dan menopang gerak mobil. Sedangkan apabila jalan menurun, mobil akan menchast secara otomatis batray untuk motor listirknya.
Bentuk-bentuk energi lain yang dikembangkan oleh produsen mobil antara lain mobil dengan bahan bakar hidrogen, mobil listrik, mobil dengan bahan bakar methana, mobil dengan bahan bakar bio energi dan lain-lain. Tetapi untuk saat ini mobil-mobil tersebut masih terbatas jumlahnya, dan masih banyak mengalami kendala. Salah satunya adalah untuk mobil tenaga listrik, tenaga dan jarak tempuhnya tidak sehandal mobil berbahan bakan minyak, dan masih banyak kelemahan-kelemahan lain. Untuk mobil tenaga hidrogen dan biogas dari methana, stasiun pengisian bahan bakarnya masih sangat terbatas, di Indonesia pun mungkin belum ada, dan baru ada dinegara-negara produsen mobil-mobil tersebut. Untuk energi biofuel dan biodiessel sebenarnya semua mobil bensin dan solar dapat dimodifikasi untuk penggunaan energi ini, tetapi jumlah produksi untuk bahan bakar jenis ini masih sangat terbatas.
Baru-baru ini, untuk menekan jumlah pemakaian BBM, seorang guru SMA di Kota Palu Sulawesi Tengah juga berinovasi dengan memodifikasi motornya supaya dapat berjalan menggunakan bahan bakar air dan bensin, dengan perbandingan 4:1 (empat liter air dan satu liter bensin), dan terbukti dapat berjalan, tetapi pemerintah belum mematenkan penemuannya ini. Seorang penemu lain dari Kota Nganjuk juga menemukkan bahwa air dapat digunakan sebagai pengganti bensin dan solar yang diberinama ”banyugeni”, tetapi penemuannya ini masih mengundang kontroversi dari berbagai pihak.
Seharusnya pemerintah dan masyarakat harus terus mendorong mengenai penemuan-penemuan dan pengembangan pemanfaatan energi lain sebagai upaya mengganti BBM minyak bumi, untuk keberlanjutan dimasa yang akan datang.
Langkah terbaik yang dapat kita lakukan sekarang untuk menekan jumlah pengeluaran akibat penggunaan BBM adalah dengan cara berhemat energi. Ada berbagai banyak cara dilakukan untuk menekan konsumsi BBM di kendaraan kita. Salah satunya adalah dengan merawatnya dengan benar kondisi kendaraan yang kita pakai sehari-hari, selalu melakukan service secara berkala, mengendarai kendaraan dengan santun dan sopan di jalan raya, berkendara sesuai dengan rencana tujuan yang kita tuju, tidak usah selalu menggunakan gas besar untuk memacu kendaraan, bila memungkinkan dapat dicapai dengan jalan kaki, kenapa harus pake mobil.
Harapan saya, semoga secepatnya ada energi alternatif lain yang dapat digunakan secara masal dengan harga murah dan terjangkau, atau bahkan gratis diperoleh dan diproduksi oleh masyarakat sendiri sebagai pengganti BBM dari minyak bumi. Supaya saya dan saudara tidak berbau minyak lagi.
Tidak percaya...???!, coba anda buktikan.
Tanpa kita sadari, ”minyak” dalam hal ini adalah minyak bumi yang telah di proses menjadi BBM telah menjadi sumber energi utama dalam kehidupan manusia. Berbagai bentuk aktifitas manusia seakan selalu bergantung dengan yang namannya minyak, untuk memutar roda kehidupannya. Coba anda bayangkan seandainya pasokan minyak di seluruh dunia ini dihentikan, atau tidak usah teralu rumit lah kita berfikir tentang minyak dunia. Bayangkan saja apabila pasokan BBM di kota anda tiba-tiba mengalami keterlambatan pengiriman, misal sampai beberapa hari saja. Pasti seluruh kota akan kacau balau, dan semua saling menyalahkan.
Saya masih ingat ketika beberapa bulan yang lalu pasokan BBM khususnya untuk Sulawesi Utara mengalami keterlambatan. Dikarenakan kapal tanker yang memuat BBM dari Balikpapan, terlambat bersandar di depot Pertamina Bitung gara-gara cuaca buruk. Hampir di sejumlah SPBU kehabisan stok BBM, sedangkan antrian panjang kendaraan untuk mendapatkan bahan bakar di beberapa SPBU hingga mencapai beberapa kilo meter. Banyak mobil atau motor karena kehabisan BBM, mogok di jalan. Supir angkota dan kendaraan umum tidak bisa berjalan dan mereka tidak punya pemasukan. Isu-isu mengenai BBM akan naik lagi pun mulai merebak. Lagi-lagi pemerintah yang jadi sasaran.
Kenaikan Harga BBM, sebuah momok yang sangat menakutkan.
Belum lama ini, sekita akhir bulan Mei 2008, lagi-lagi pemerintah menaikan lagi harga BBM. Anda mungkin salah satu orang yang tidak setuju tentunya dengan kebijakan tersebut. Dengan alasan harga minyak dunia sudah melambung tinggi, dan APBN sudah tidak mampu lagi mensubsidi untuk menekan harga minyak di pasar lokal, maka negara lewat Presiden SBY terpaksa mengeluarkan kebijakan tersebut. Anda lihat dampak yang terjadi bukan...? demo dimana-mana, harga-harga kebutuhan pokok juga ikut melambung tinggi, kehidupan pun akan semakin lebih susah.
Bahkan kalau tidak salah, salah satu pemicu kerusuhan Mei 1998 dan lengsernya Alm Soeharto dari tahtanya adalah kebijakkannya dalam menaikkan harga BBM. Dari konteks minyak ini pun saya dapat memberanikan diri mengatakan bahwa, siapapun pemimpinnya, siapapun Presiden yang terpilih pada pemilu tahun 2009, tak akan ada yang bisa menghindari dari polemik kebutuhan BBM untuk rakyat. Tak ada yang bisa menjamin harga BBM akan tetap stabil, jika nanti apabila ada salah satu kandidat presiden yang berjanji untuk tetap bisa menstabilkan harga BBM, saya yakin dan percaya dia adalah orang gila dan kurang waras dalam memperhitungkan konsekwensi-konsekwensi ambisinya. Sebab, mau tidak mau harga minyak akan terus naik dan naik, karena minyak yang kita konsumsi sehari-hari bukan berasal dari sesuatu yang dapat diperbaharui, dan kita tentunya sudah tahu semua bahwa minyak bumi berasal dari sisa-sisa pembusukan fosil hewan-hewan purba yang umurnya sudah berjuta-juta tahun terpendam dalam perut bumi. Jadi sangat tidak mungkin, kalau minyak bumi ini akan terus tetap ada di muka bumi ini, sebab proses untuk menjadi minyak mentah membutuhkan waktu yang sangat lama.
Sedangkan eksploitasi terus menerus dilakukan, demi memenuhi kebutuhan minyak yang terus meningkat. Bila dahulu beberapa puluh tahun yang lalu, mungkin ketergantungan terhadap minyak tidak begitu terasa. Karena jumlah kendaraan tidak sebanyak sekarang, industri tidak sepesat sekarang, dan energi alam lain seperti kayu bakar masih gampang dicari. Tetapi sekarang, coba lihat jalanan di sekitar tempat anda tinggal. Baik di kota maupun di desa, tingkat kepemilikan kendaraan semakin lebih tinggi, jalanan pun semakin lebih penuh dan ramai. Itu dikarenakan hampir di setiap rumah atau keluarga sekarang, rata-rata memiliki kendaraan bermotor, bahkan ada yang memiliki lebih dari satu. Disisi lain, produsen kendaraan pun semakin memberikan sistem kemudahan-kemudahan supaya masyarakat dapat lebih mudah lagi memiliki kendaraan bermotor, dengan cara pemberian kridit dengan bunga ringan. Rata-rata setiap hari kendaraan bermotor dapat mengkonsumsi BBM sekitar 2-60 liter atau bahkan lebih tergantung dari jarak tempuh pemakaian. Belum lagi dengan kendaraan-kendaraan yang sudah tidak normal sistem pembakarannya, akan semakin lebih boros lagi konsumsinya.
Disisi lain, bidang industri baik industri kecil maupun industri besar juga bergantung dengan energi minyak untuk menjalankan roda industrinya. Hampir semua mesin-mesin industri pasti menggunakan BBM minyak, industri makanan pun menggunakan enegi minyak (minyak tanah), semuanya mennggunakan minyak.
Itulah sebabnya, dalam paragraf pertama saya katakan bahwa semua berbau ”minyak”, dari pakaian, perabot yang kita gunakan, makanan bahkan juga minuman. Semua berbau minyak. Pakaian yang kita pakai, tidak tiba-tiba langsung kita beli dari pabrik, tetapi sudah menggunakan alat angkut dari pabrik menuju distributor di toko-toko atau di pasar-pasar menggunakan kendaraan (truk), begitu juga makanan, baik beras, sayur mayur, buah-buahan, air mineral dan sebagainya, semuanya menggunakan kendaraan yang mengkonsumsi BBM minyak untuk sampai ditempat kita. Sehingga semua berbau minyak.
Bagaimana supaya tidak berbau minyak....?
Dengan semakin berkurangnya kandungan minyak diperut bumi, dan melambungnya harga minyak dunia, serta semakin langkanya pasokan minyak tentunya harus dipikirkan alternatif-alternatif lain untuk menggantikan energi minyak bumi, yang telah populer kita gunakan selama ini. Saat ini, sebenarnya telah ditemukan dan sedang dikembangkan energi-energi alternatif lain sebagai pengganti dari minyak bumi, salah satunya adalah dengan biofuel atau biodiesel. Yaitu energi bahan bakar yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan seperti biji jarak pagar yang dikembangkan menjadi bio disel, dan ubi atau sorgum yang dikembangkan menjadi etanol sebagai biofuel. Juga pemanfaatan energi matahari, sebagai solar sell untuk kendaraan, meskipun tidak seefesien BBM dari minyak bumi.
Produsen kendaraan pun juga sudah memunculkan inovasi-inovasi baru untuk mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi, salah satunya dengan membuat mobil hibrida, yaitu mobil yang menggunakan perpaduan dua tenaga yang berbeda untuk menjalankannya. Yaitu dengan motor listrik yang dipasok energinya dari batray, yang dapat menchast secara otomatis atau manual, dan mesin bensin. Dalam kondisi jalan normal, motor listrik menggerakkan mobil, tetapi ketika jalan menanjak naik,mesin bensin secara otomatis akan hidup dan menopang gerak mobil. Sedangkan apabila jalan menurun, mobil akan menchast secara otomatis batray untuk motor listirknya.
Bentuk-bentuk energi lain yang dikembangkan oleh produsen mobil antara lain mobil dengan bahan bakar hidrogen, mobil listrik, mobil dengan bahan bakar methana, mobil dengan bahan bakar bio energi dan lain-lain. Tetapi untuk saat ini mobil-mobil tersebut masih terbatas jumlahnya, dan masih banyak mengalami kendala. Salah satunya adalah untuk mobil tenaga listrik, tenaga dan jarak tempuhnya tidak sehandal mobil berbahan bakan minyak, dan masih banyak kelemahan-kelemahan lain. Untuk mobil tenaga hidrogen dan biogas dari methana, stasiun pengisian bahan bakarnya masih sangat terbatas, di Indonesia pun mungkin belum ada, dan baru ada dinegara-negara produsen mobil-mobil tersebut. Untuk energi biofuel dan biodiessel sebenarnya semua mobil bensin dan solar dapat dimodifikasi untuk penggunaan energi ini, tetapi jumlah produksi untuk bahan bakar jenis ini masih sangat terbatas.
Baru-baru ini, untuk menekan jumlah pemakaian BBM, seorang guru SMA di Kota Palu Sulawesi Tengah juga berinovasi dengan memodifikasi motornya supaya dapat berjalan menggunakan bahan bakar air dan bensin, dengan perbandingan 4:1 (empat liter air dan satu liter bensin), dan terbukti dapat berjalan, tetapi pemerintah belum mematenkan penemuannya ini. Seorang penemu lain dari Kota Nganjuk juga menemukkan bahwa air dapat digunakan sebagai pengganti bensin dan solar yang diberinama ”banyugeni”, tetapi penemuannya ini masih mengundang kontroversi dari berbagai pihak.
Seharusnya pemerintah dan masyarakat harus terus mendorong mengenai penemuan-penemuan dan pengembangan pemanfaatan energi lain sebagai upaya mengganti BBM minyak bumi, untuk keberlanjutan dimasa yang akan datang.
Langkah terbaik yang dapat kita lakukan sekarang untuk menekan jumlah pengeluaran akibat penggunaan BBM adalah dengan cara berhemat energi. Ada berbagai banyak cara dilakukan untuk menekan konsumsi BBM di kendaraan kita. Salah satunya adalah dengan merawatnya dengan benar kondisi kendaraan yang kita pakai sehari-hari, selalu melakukan service secara berkala, mengendarai kendaraan dengan santun dan sopan di jalan raya, berkendara sesuai dengan rencana tujuan yang kita tuju, tidak usah selalu menggunakan gas besar untuk memacu kendaraan, bila memungkinkan dapat dicapai dengan jalan kaki, kenapa harus pake mobil.
Harapan saya, semoga secepatnya ada energi alternatif lain yang dapat digunakan secara masal dengan harga murah dan terjangkau, atau bahkan gratis diperoleh dan diproduksi oleh masyarakat sendiri sebagai pengganti BBM dari minyak bumi. Supaya saya dan saudara tidak berbau minyak lagi.
Senin, 11 Agustus 2008
Buka "BH" demi sebuah tujuan bersama
Beberapa waktu yang lalu, saya dan temen-temen kantor memfasilitasi acara Outbond Human Resourchess PPTSP Minsel, yang dilaksanakan di Minahasa Prima Resort selama dua hari. Berbagai materi mengenai kelembagaan dan kekompakan tim dalam satu organisasi untuk mendukung profesionalisme kinerja staf PPTSP Kab. Minahasa Selatan telah dipaparkan pada kegiatan ini.
Tujuan umum dari kegiatan ini sebenarnya untuk memberi dorongan pada staf PPTSP mengenai sikap pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Termasuk kekompakan tim dalam bekerja sama pada satu intitusi, dan mengenal secara pribadi tiap personal masing-masing staf didalamnya.
Pada hari terakhir kegiatan tersebut, diadakan kegiatan diluar ruangan dengan diisi oleh berbagai games (ice breaker) tentang kekompakan dan rela berkorban untuk mencapai tujuan bersama. Dari permainan kapal tenggelam, estafet bola, adu panjang, dan seember bertiga.
Yang lucu dan menarik dari berbagai games tadi adalah permainan "adu panjang", dimana peserta yang telah dibagi menjadi dua kelompok, diharuskan untuk beradu saling panjang dengan saling mengkait satu dengan yang lain menggunakan barang-barang yang dikenakan.
Ketika permainan ini dimulai, satu persatu dari peserta lalu melepas tali sepatunya untuk saling diikatkan, sedang yang laki-laki mencopot kaosnya, dan tali celana kolornya. setelah di cek, ternyata masih kurang panjang. Lalu ada satu ibu muda yang tiba-tiba mencopot BH nya, diikuti dengan satu orang perempuan lagi yang masih gadis untuk mengkuti langkah tersebut, demi mendukung tercapainya sebuah tujuan dari permainan ini. Sedangkan pada kelompok yang satu, mereka juga tidak mau ketinggalan. Seorang bapak rela semi telanjang dan hanya menggunakan CD saja, untuk mendukung kelompoknya supaya dapat memenangkan permainan ini.
Dari pengorbanan mereka, permainan pun menjadi seru dan rame. Bahkan seorang instrutur yang telah beberapa kali membuat permainan ini, baru menemukan kegilaan "pengorbanan" dari sebuah permainan "adu panjang" ini sampai melepas BH dan hampir telanjang yaitu di Manado, sebelumnya di tempat-tempat lain belum pernah ditemukan tim seperti ini katanya.
Seandainnya saja, semua peserta juga turut berkorban seperti ibu yang melepas BH dan bapak yang mau telanjang ini, pasti akan lebih seru lagi kali. Dan permainan akan berubah nama menjadi "adu bugil" he...he... (jangan ngeres ya..)
Rabu, 06 Agustus 2008
Penyebrangan Pulau Lembe
Ini adalah susana pelabuhan penyebrangan ke Pulau Lembek Bitung Sulawesi Utara. Jarak ke Pulau Lembe tidak terlalu jauh dan hanya bisa ditempuh sekitar 20 menit, menggunakan speedboad dengan membayar Rp.3000,- s/d Rp. 5000,-. Setiap hari ada puluhan kapal-kapal kecil yang mengantri menyediakan jasa penyebrangan ini, sehingga masyarakat pulau Lembe dapat hilir mudik ke Kota menggunakan jasa mereka.
Sudah selayaknya pemerintah untuk memperhatikan untuk pembangunan jembatan, yang mengubungkan Kota Bitung dengan Pulau Lembe, padahal pembahasan pembangunan jembatan ini sebenarnya telah diperbincangkan sebelumnya, tetapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda pelaksanaan pembangunan tersebut.
Keberadaan pulau Lembe, memang memberikan keuntungan sendiri bagi Kota Bitung, karena dengan keberadaan pulau tersebut, Bitung mempunyai aset berupa Pelabuhan terbesar kedua setelah Ujung Pandang di Makasar. Sehingga kapal-kapal yang berlabuh di Pelabuhan Samudra Bitung, dapat berlabuh dan terlindung dengan aman tanpa ada gangguan gelombang dari lautan lepas.
Gambar diatas diambil saat sedang mengadakan surve study pelaku usaha di Kecamatan Pateten I Kota Bitung (26/7/08).
Langganan:
Postingan (Atom)