Sekedar untuk mendapatkan moodku kembali untuk menulis
thesisku yang belum kelar-kelar, maka sebagai langkah pemanasan lagi, ya..
iseng-iseng saya mengisinya dengan ngeblog lagi aja deh....sekedar menumpahkan
isi otak dalam tulisan, dan share pengalaman yang pernah kualami, sehingga bisa
menjadi dokumentasi dari jejak-jejak rajutan kisah hidupku hehehe
Nah kali ini aku hanya ingin curhat aja, atau share tentang
pengalamanku dalam membudidaya lele. Entah kenapa dulu, tiba-tiba aja aku punya
keinginan dalam mencoba menjajaki sebagai pembudidaya ikan lele. Padahal ikan
lele ini masih dipandang sebelah mata oleh sebagian orang. Apalagi ketika saya
masih tinggal di Manado, ikan lele menjadi ikan yang menjijikkan bagi sebagian
besar masyarakat Manado dan sekitarnya, sehingga mereka tidak mau memakan ikan
yang berkumis tersebut. Saya tidak tahu alasan pastinya, tapi katanya sih ikan
ini hidupnya biasanya di lumpur-lumpur kotor, dan suka makan makanan dari
kotoran manusia. Dalam hati sih... emang ikan nila atau ikan mujair, kalau
dikasih "t*i" mereka nggak doyan apa...?? coba aja pasti mereka lahap
juga hehehe
Sedangkan jika di pulau Jawa, ikan ini menjadi ikan favorit,
yang merupakan makanan bagi semua kalangan. bahkan hampir disepanjang jalan,
menjamur warung makan kaki lima yang menjajakan "Pecel Lele" tidak
hanya kelas warung makan kaki lima aja, tapi di restoran-restoran besar, ikan
lele rata-rata ada dalam daftar menu mereka.
Nah beranjak dari tingginya permintaan ikan lele tersebut,
yang saya pikir ini adalah peluang bisnis yang bagus. Maka pada awal bulan Juli
tahun lalu 2013, saya merencanakan membuat kolam lele dengan memanfaatkan lahan
pekarangan yang masih cukup luas dibelakang rumahku di kampung. Setelah
brossing mencari referensi tentang tips and trik cara budidaya lele di
internet, maka pada pertengahan bulan Juli, tepatnya tanggal 14 Juli 2013 saya benar-benar
mengimplementasikan rencana tersebut.
Bermodal honor hasil memfasilitasi outbond dari keluarga
Djou di Tawang Mangu, saya membeli terpal plastik ukuran 5 x 8 meter, dan
menyewa tenaga kerja untuk menggali tanah, serta membeli bambu dan peralatan
lain untuk membuat kolam ukuran 3 x 6 meter di belakang rumahku. Proses pengerjaan
membuat kolam ini memakan waktu tiga hari, karena harus menggali tanah kurang
lebih kedalaman setengah meter atau 50 Cm, kemudian membuat pagar atau rangka
dari bambu, dengan ketinggian 90 Cm.
Lahan singkong belakang rumah yang sedang digali |
Setelah kedalaman 50 cm, baru dipasang pagar bambu sebagai kerangka untuk memasang terpal. |
Setelah dipasang terpal dan diisi air, siap dipakai untuk berenang. :) |
Setelah selesai menggali dan membuat pagar atau semacam
kerangka bambu, baru kemudian sebelum memasang terpal saya memberikan alas
kolam dengan kulit padi yang katanya menurut referensi yang saya baca, dapat
mengatur suhu air dan melindungi terpal dari bebatuan yang dapat mengakibatkan
kebocoran kolam. Barulah terpal saya pasang, dan setelah jadi maka saya uji
coba dengan mengisinya dengan air hingga hampir penuh.
Melihat kolam ukuran 3x6 m dan kedalaman hampir satu meter
tersebut penuh dengan air, seakan-akan saya seperti punya kolam renang sendiri
di belakang rumah hehe. Di tahap awal ini, saya pikir sudah berhasil. Tidak ada
kebocoran pada terpal sebagai dinding kolam yang dapat berakibat gagalnya
rencanaku. Air yang sudah memenuhi kolam tersebut saya biarkan selama 3 hari,
supaya bau terpal baru tersebut benar-benar hilang dan aman bagi ikan. Dan
setelah 3 hari, air tersebut saya kuras, dan mengisinya kembali dengan air yang
baru, namun kali ini saya hanya mengisi dengan ketinggian air dari dasar
sekitar 30 Cm. Kemudian saya memasukkan kedalam kolam tiga karung pupuk dari
kotoran sapi, dengan cara memasukan langsung dengan karungnya tanpa harus
dibuka. Lalu saya biarkan selama 5 hari, hingga air di dalam kolam berubah
warna menjadi coklat kehijauan.
Air yang telah didiamkan kurang lebih 4 hari, dengan tambahan pupuk kandang yang ditaruh didalam karung, menjadi coklat kehijauan dan siap ditebar bibit lele |
Dengan perubahan warna air menjadi coklat kehijauan
tersebut, menandakan air sudah siap untuk ditabur benih ikan. Maka saya memesan
bibit ikan lele tersebut, pada seorang bakul penyedia bibit lele, dan dia
bersedia mengantar sampai dirumah. Saat itu saya memesan bibit lele sebanyak
3500 ekor, dengan ukuran 4-5 cm dan dihargai Rp 115/ekor. Setelah ditebar,
hari-hari melihat ikan lele yang masih kecil-kecil tersebut apalagi saat
memberi makan, itu rasanya senang sekali.. dan tingkat kematian ikan pada waktu
itu sangat kecil.
Permukaan kolam sengaja diberi tanaman air seperti azzola, yang dapat digunakan sebagai makanan tambahan ikan. |
Setelah berumur hampir tiga bulan, ikan lele pun sudah
besar-besar dan siap panen, untuk mencari pembeli lele sebenarnya tidak terlalu
susah karena orang yang menyediakan bibit lele, dia sudah siap membeli jika
lele tersebut sudah besar atau siap panen. Ketika panen, sebenarnya masih belum
memuaskan, karena bobot ikannya belum memenuhi target yang saya harapkan. Hal ini
karena harga pelet pakan lele terus mengalami kenaikan harga, sehingga karena
modal kami sangat terbatas, jumlah pemberian pakannya pun kami batasi atau
tidak memberinya secara maksimal. Sebenarnya jika ingin mencapai ukuran bobot
yang maksimal, berarti memberi makan lelenya juga harus maksimal, karena
meskipun ikan ini memakan segala, bisa diberi makan dedaunan, bekecot dan makanan-makanan
lain, namun jika tidak didukung dengan makanan pabrikan, pertumbuhannya lambat
dan bobotnya kurang memuaskan.
Saya kalkulasikan pada awal usaha ini, seperti dibawah ini :
KALKULASI BUDIDAYA LELE
|
||||||||||||||
TAHAP 1 (Per 23 Juli - 26 Sept
2013)
|
||||||||||||||
PEMBUATAN KOLAM
|
||||||||||||||
NO
|
TANGGAL
|
ITEM PENGELUARAN
|
JML UNIT
|
HARGA (Rp)
|
TOTAL BIAYA (Rp)
|
|||||||||
1
|
13/07/2013
|
BELI TERPAL 5 X 8 M (CAP KAPAL)
|
1
|
250.000
|
250.000
|
|||||||||
2
|
15/07/2013
|
PRALON C 2"
|
1
|
27.000
|
27.000
|
|||||||||
3
|
15/07/2013
|
SAMBUNGAN L 2"
|
2
|
4.000
|
8.000
|
|||||||||
4
|
15/07/2013
|
SAMBUNGAN SOK 2"
|
1
|
2.000
|
2.000
|
|||||||||
5
|
15/07/2013
|
PAKU RENG KAYU
|
1 KG
|
13.000
|
13.000
|
|||||||||
6
|
15/07/2013
|
SEMEN
|
5 KG
|
7.500
|
7.500
|
|||||||||
7
|
15/07/2013
|
LAKBAN HITAM
|
1
|
9.000
|
9.000
|
|||||||||
8
|
15/07/2013
|
ROKOK UTK PEKERJA
|
2 BUNGKUS
|
7.500
|
14.000
|
|||||||||
9
|
16/07/2013
|
UPAH PEKERJA 1 orang
|
3 HARI
|
40.000
|
120.000
|
|||||||||
TOTAL PENGELUARAN PEMBUATAN KOLAM
|
450.500
|
|||||||||||||
PEMBELIAN BENIH DAN
DAN PAKAN
|
||||||||||||||
NO
|
TANGGAL
|
ITEM PEMBELIAN
|
JMLH UNIT
|
HARGA SATUAN (Rp)
|
JML BIAYA (Rp)
|
|||||||||
1
|
16/07/2013
|
Beli katul utk pemupukan kolam
|
2 karung
|
10.000
|
20.000
|
|||||||||
2
|
23/07/2013
|
Beli Benih lele ukrn 4-5 cm
|
3500 ekor
|
115
|
402.500
|
|||||||||
3
|
24/07/2013
|
pakan Pelet halus F999
|
2 Kg
|
6.500
|
13.000
|
|||||||||
4
|
24/07/2013
|
Pelet Provit 781 - (2)
|
2 sak (@ 30Kg)
|
245.000
|
490.000
|
|||||||||
5
|
04/08/2013
|
EM 4 Perikanan (probiotik)
|
1 liter
|
17.000
|
17.000
|
|||||||||
6
|
03/09/2013
|
Pelet Provit 781 - (3)
|
1 Sak (@ 30 Kg)
|
248.000
|
248.000
|
|||||||||
7
|
17/09/2013
|
pelet provit 781-(3)
|
1 Sak (@ 30 Kg)
|
260.000
|
260.000
|
|||||||||
8
|
24/09/2013
|
pelet provit 781-(3)
|
10 kg
|
10.000
|
100.000
|
|||||||||
TOTAL BIAYA PEMBELIAN BIBIT DAN
PAKAN
|
1.430.500
|
|||||||||||||
PANEN
|
||||||||||||||
NO
|
TANGGAL
|
KETERANGAN
|
BERAT (Kg)
|
HARGA SATUAN (Rp) /Kg
|
Total
|
|||||||||
1
|
26/09/2013
|
Ukuran konsumsi
|
73
|
13.000
|
949.000
|
|||||||||
2
|
26/09/2013
|
Ukuran minus (kecil)
|
68
|
12.500
|
850.000
|
|||||||||
TOTAL HASIL PANEN PERDANA
|
1.799.000
|
|||||||||||||
DIBULATKAN
|
1.800.000
|
|||||||||||||
Jika tidak dipotong dengan biaya investasi pembuatan kolam,
atau modal hanya untuk pembelian binih sama pembelian pakan saja, sebenarnya
ada untung meskipun hanya sedikit, namun jika dihitung juga dengan biaya
pembuatan kolamnya juga, maka saya sedikit mengalami kerugian.
Asumsi jika tanpa ditambah biaya
investasi pembuatan kolam maka :
|
Total Laba (Rp)
|
|
Biaya pembelian bibit dan pakan :
|
1.430.500
|
|
Hasil Panen semua campur
besar dan kecil (141 Kg)
|
1.800.000
|
|
Maka margin keuntungannya :
|
369.500
|
Namun jika dipotong dengan biaya pembuatan kolam
TOTAL AKUMULASI TAHAP I BUDIDAYA
LELE
|
|||||
NO
|
PENGELUARAN
|
TOTAL BIAYA
|
TOTAL
|
||
1
|
Pembuatan Kolam
|
450.500
|
|||
2
|
Pembelian bibit dan pakan
|
1.430.500
|
|||
1.881.000
|
|||||
NO
|
PEMASUKAN
|
TOTAL PENDAPATAN
|
|||
1
|
Panen ukuran normal
|
949.000
|
|||
2
|
Ukuran kicil (minus)
|
850.000
|
|||
1.799.000
|
|||||
1.800.000
|
|||||
Laba (minus/rugi)
|
81.000
|
Saya masih tombok atau rugi sekitar Rp.81.000,-.
Tahap kedua
Hasil dari penjualan panen perdanaku tersebut, walaupun tidak seberapa ku gunakan lagi untuk pengembangan usaha dengan membuat kolam satu lagi dengan ukuran yang sama. Kali ini kubangun bersebelahan dengan reaktor biogas milik bapakku, supaya aku juga dapat memanfaatkan slurry atau limbah biogas untuk makanan ikan.
Namun pada tahap kedua ini, saya mengalami kerugian yang cukup fatal. hal ini dikarenakan saya tidak melakukan proses sorting atau seleksi. Pada kolam pertama, setelah panen perdana, saya mencoba melipat gandakan keuntungan dengan memperbanyak isi kolam dengan menebar sekitar 4500 ekor bibit ikan. Namun ternyata, setelah lebih dari tiga bulan, pertumbuhan ikan tidak bisa bagus. Ada beberapa ekor saja yang besar sekali, karena dia bisa memakan ikan yang lain, sedangkan yang lainnya ada yang masih sangat kecil-kecil, dan ukurannya rata-rata belum masuk ukuran konsumsi. Disamping itu, faktor cuaca dan salah dalam memperlakukan pergantian air, mengakibatkan timbulnya virus atau bakteri yang mengakibatkan kematian masal pada ikan. Sehingga pada tahap kedua ini, terjadi angka mortalitas yang sangat tinggi yaitu sekitar 70% ikan yang mati, dan hanya sekitar 30% saja yang masih bisa diselamatkan dan bisa dipanen dengan hasil yang sangat mengecewakan.
Namun demikian, saya menganggap bahwa itu adalah bagian dari pengalaman usaha, dan tidak perlu untuk terlalu disesalkan. Yang terpenting bagi saya adalah saya dapat belajar dari pengalaman tersebut, dan kembali mencoba lagi, dengan strategi yang baru, dan berharap akan keberhasilan yang lebih baik.